SURIAH (Arrahmah.id) – Moskow merekrut warga Suriah yang terampil dalam pertempuran perkotaan untuk berperang di Ukraina.
Dalam laporan The Wall Street Journal seperti dikutip The Daily Beast (7/3/2022), empat pejabat Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa beberapa pejuang Suriah itu telah tiba di Rusia. Moskow berharap keahlian mereka dapat membantu Rusia merebut ibu kota Ukraina, Kiev.
Pasukan Chechnya di bawah pemimpin Ramzan Kadyrov, sekutu Vladimir Putin, telah dikerahkan dalam invasi. Sementara pejuang asing juga mengalir ke negara itu untuk berperang di pihak Ukraina.
Langkah itu menunjukkan potensi eskalasi pertempuran di Ukraina, kata para ahli.
Meskipun kota-kota besar Ukraina, Kiev dan Kharkiv, tetap berada di bawah kendali pemerintah Volodymyr Zelensky, perekrutan pejuang Suriah berpotensi meningkatkan skala konflik secara drastis.
“Pengerahan pejuang asing Rusia dari Suriah ke Ukraina menginternasionalkan perang Ukraina,” Jennifer Cafarella, pakar keamanan nasional di Washington, DC, mengatakan kepada Journal.
“Dan karena itu dapat menghubungkan perang di Ukraina dengan dinamika lintas regional yang lebih luas, terutama di Timur Tengah.”
Para pejabat menolak untuk merinci apa lagi yang diketahui tentang pengerahan pejuang Suriah ke Ukraina, status atau skala tepat dari upaya tersebut.
Menurut sebuah publikasi yang berbasis di Deir Ezzor, Suriah, Rusia telah menawarkan sukarelawan dari negara itu antara US$200-$300 atau Rp2,8 juta-Rp4,3 juta untuk pergi ke Ukraina dan beroperasi sebagai penjaga selama enam bulan sekaligus.
Invasi Rusia ke Ukraina, sekarang memasuki hari ke-12, telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri dari negara itu dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis pengungsi tercepat di Eropa sejak Perang Dunia II.
Ratusan warga sipil telah tewas dan ribuan terluka, dengan ratusan ribu sebagian besar perempuan dan anak-anak Ukraina membanjiri negara-negara tetangga seperti Polandia, Rumania atau Moldova untuk berlindung. (hanoum/arrahmah.id)