WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat dan Rusia menyerukan pada hari Kamis (4/2) untuk mengurangi hulu ledak nuklir masing-masing hingga 1.000 unit, seiring dengan dimulainya kembali perundingan mengenai perjanjian pengganti Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) yang kadaluarsa minggu ini.
Para pemimpin politik, militer, bisnis, dan pemuka agama dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam pertemuan Global Zero menyerukan agar rencana pengurangan itu dirilis setelah pertemuan tiga-hari di Paris.
Global Zero menyerukan Amerika Serikat dan Rusia agar mengumumkan negosiasi putaran selanjutnya untuk memangkas penggunaan nuklir mereka masing-masing hingga 1000 hulu ledak, termasuk nuklir-nuklir yang tidak dikerahkan dan digunakan jangka pendek.
Mereka juga menyerukan agar negara-negara lain yang memiliki senjata pemusnah massal untuk membekukan gudang persenjataan mereka.
Sekitar 200 orang yang menghadiri pertemuan tiga-hari, termasuk mantan Menteri Luar Negeri AS George Shultz, Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt, Menteri Luar Negeri Brasil Celso Amorim, dan Wakil Sekretaris Negara AS untuk Kendali Persenjataan Ellen Tauscher.
Thomas Pickering, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik masa pemerintahan Clinton yang juga spemimpin Global Zero, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Xinhua bahwa Amerika Serikat dan Rusia memiliki sekitar 6.000-7.000 hulu ledak nuklir (95% senjata nuklir dunia).
“Rusia dan Amerika Serikat jelas akan memimpin dan mengurangi nuklirnya hingga ke level yang paling rendah,” kata Pickering.
Sergei Prikhodko, ajudan presiden Rusia, menyatakan pada hari Rabu (3/2) bahwa Rusia dan Amerika Serikat dapat membereskan perjanjian lanjutan START di bulan Maret atau April tahun ini.
START, yang ditandatangani pada tahun 1991 antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, mewajibkan kedua belah pihak untuk mengurangi jumlah persenjataan nuklir mereka menjadi 6.000 unit. Perjanjian ini berakhir pada bulan Desember tahun lalu.
Presiden AS, Barack Obama, dan mitranya dari Rusia, Dmitry Medvedev, menyepakati pada Juli lalu bahwa masing-masing negara akan memangkas hulu ledak nuklir hingga 1.500-1.675. (althaf/xnh/arrahmah.com)