SAHARA (Arrahmah.com) – AS meresmikan dimulainya latihan militer gabungan dengan negara-negara di kawasan gurun Sahara sebagai bagian dari agenda perang melawan terorisme, pada Senin (3/5).
Latihan yang diberi nama Operasi Flintlock ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata di kawasan itu agar bisa bekerja sama untuk ‘mewujudkan keamanan’.
AS menilai latihan ini dilakukan dengan dasar bahwa kawasan ini merupakan basis bagi AQIM dan menjadi wilayah dengan intensitas penyerangan yang semakin meningkat.
Flintlock 10 ini melibatkan Mauritania, Mali, Senegal, Burkina Faso, Niger, Nigeria, dan Chad. Negara-negara lain di wilayah ini juga ambil bagian, tapi dibatasi.
Menurut laporan, operasi Flintlock ini merupakan bagian dari Kontra-Terorisme Kemitraan Trans Sahara-Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan Spanyol.
Sekitar 1.200 pasukan diikutsertakan dalam latihan ini, dan sebagian berbasis di Ouagadougou, Burkina Faso, yang ditetapkan sebagai pusat komando sementara.
Selama tiga minggu para personil militer ini akan diasah untuk bekerja sama melawan ancaman ‘keamanan’ di Sahel dan Sahara, kata wartawan BBC, Martin Vogl, di Bamako, Mali. Dengan kata lain, mereka (para tentara ini) akan dijadikan pasukan bayaran yang difungsikan untuk melaksanakan kepentingan AS di kawasan Sahara dan sekitarnya. (althaf/bbc/arrahmah.com)