WASHINGTON (Arrahmah.com) – Alih-alih menindak para hacker, pemerintah AS malah merekrut mereka untuk meluncurkan serangan cyber terhadap teroris Islam dan musuh lain, menurut pemikir militer terkemuka dan penasihat pemerintah.
AS memanfaatkan kepintaran para hacker seperti yang dilakukan AS terhadap terhadap ilmuwan roket Jerman pasca perang dunia kedua, kata John Arquilla, seorang profesor analisis pertahanan di US Naval Postgraduate School di Monterey, California , dalam sebuah wawancara dengan Guardian.
Dia mengatakan bahwa AS selama ini telah tertinggal jauh di belakang dalam perang cyber dan perlu untuk membuat “Bletchley Park” dari whizzes komputer dan codecrackers untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan jaringan musuh.
“Jika ini dilakukan, perang melawan teror akan berakhir,” katanya.
Arquilla, yang menemukan istilah cyber warfare dua dekade lalu, mengatakan beberapa master hacker sudah direkrut karena isi kepala mereka sangat dibutuhkan.
“Katakan saja bahwa di beberapa tempat Anda menemukan orang dengan tindikan tubuh dan potongan rambut tak beraturan. Tapi sebagian besar orang semacam itu tidak dapat diperiksa dengan cara biasa. Kami membutuhkan lembaga budaya baru yang memungkinkan kami untuk menjangkau mereka.”
Banyak sebelumnya meragukan tindakan ilegal atau penuh pertanyaan AS, katanya, yang telah berubah Wernher von Braun, ilmuwan masa Hitler, menjadi pahlawan Amerika setelah menempatkan dia untuk bekerja pada program roket dan ruang angkasa AS.
Arquilla mengecam hukuman penjara yang cukup panjang terhadap para hacker, mengatakan hal itu hanya akan meracuni hubungan antara kedua belah pihak (pemerintah dan para hacker).
“Ini sangat, sangat mengganggu,” tegasnya.
Dia tidak setuju dengan upaya untuk mengekstradisi Gary McKinnon, seorang sistem administrator Inggris yang telah dituduh oleh seorang jaksa penuntut AS sebagai “hacker militer terbesar sepanjang masa” dengan menggunakan nama Solo.
Arquilla, yang menyarankan Jenderal Norman Schwarzkopf selama perang teluk pertama dan menteri pertahanan Donald Rumsfeld selama perang teluk kedua, memperkirakan ada sekitar 100 master hacker di dunia, dan sebagian besar terdapat di Asia dan Rusia.
Pentagon dan badan-badan keamanan lainnya harus berusaha terus menggali kemampuan semacam ini, katanya.
“Ini adalah modal yang besar. Mereka adalah pasukan penjaga cyber. Kebanyakan dari mereka yang tertarik karena keindahan dan kompleksitas dunia cyber.”
Beberapa memiliki agenda politik yang jelas, tetapi mereka bisa mengubah diri mereka menjadi patriot, lanjutnya.
“Sebagian besar hacker yang saya kenal akan sangat senang untuk menghancurkan al-Qaeda.”
Arquilla telah berpolemik dengan kalangan yang skeptis pada perang cyber sebagai mitos yang belum terbukti.
Ia mengatakan merasa dibenarkan tahun lalu ketika Pentagon meluncurkan strategi baru untuk melindungi jaringan komputer militer dari hacker dan dunia maya yang ditunjuk sebuah “domain operasional”.
Naval Postgraduate School memiliki hubungan dekat dengan pasukan khusus dan memberikan master dan kursus PhD untuk staf militer AS. Arquilla, kontributor Foreign Policy, adalah mantan direktur Pusat Operasi Informasi Intelijen Pentagon. Dia juga menjadi konsultan film thriller dunia maya tahun 1995 berjudul The Net yang dibintangi Sandra Bullock. (althaf/arrahmah.com)