WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS mencoba ‘ramah’ terhadap Sudan. Salah seorang pejabat senior Amerika pada Kamis (30/7) mengatakan tidak ditemukan bukti yang membenarkan bahwa Sudan termasuk dalam daftar hitam terorisme AS. Ia pun dan merekomendasikan bahwa Washington akhirnya melepaskan beberapa sanksi terhadap Khartoum.
Sudan, bersama dengan Kuba, Iran dan Syria, yang ditunjuk sebagai negara pendukung terorisme oleh Departemen Luar Negeri AS dan merupakan negara yang dikenai sanksi, termasuk pembatasan bantuan.
Jenderal Scott Gration, utusan khusus AS untuk Sudan, mengatakan pada para eksekutif bahwa ia tidak tahu-menahu mengenai aktivitas intelejen yang membenarkan didaftarkannya Sudan sebagai negara teroris dan diberikan sanksi.
“Tidak ada bukti dalam komunitas intelejen kita yang mendukungnya (Sudan) ada dalam daftar negara pendukung terorisme,” kata Gration. “Itu adalah keputusan yang sangat politis.”
Dalam laporan terakhirnya, Departemen Luar Negeri menggambarkan Sudan sebagai rekanan kooperatif dalam usaha global melawan terorisme.
Gration pun mengatakan bahwa tinjauan ulang kebijakan AS terhadap Sudan memiliki kemungkinan untuk dilengkapi beberapa minggu lagi dan Washington membutuhkan hubungan yang lebih intens dengan Khartoum untuk menyepakati isu utara-selatan dan Darfur. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)