WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat dan Qatar telah membahas perluasan pangkalan militer di Negara Teluk tersebut, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan, seperti dikutip New Arab pada Jumat (16/11/2018).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Qatar dan Menteri Pertahanan Khalid bin Mohammad Al Attiyah pada Rabu (14/11) di Washington.
Juru bicara kemenlu Paman Sam, Heather Nauert, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejabat tinggi membahas “upaya menuju Aliansi Strategis Timur Tengah” dan “perluasan Pangkalan Udara Al-Udeid”.
Qatar adalah rumah bagi pangkalan militer terbesar Amerika di Teluk, Al-Udeid, di mana sekitar 10.000 pasukan AS ditempatkan. Dari Al-Udeidlah, Washington menyebarkan pesawat tempur yang digunakan dalam apa yang mereka sebut “pertempuran melawan kelompok Negara Islam”.
Bulan lalu, AS mengatakan akan menunjuk seorang duta besar untuk Qatar, setelah kosong selama 16 bulan, saat Doha berada di pusat krisis diplomatik regional.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Doha pada tanggal 5 Juni 2017 atas tuduhan bahwa pihaknya mencari hubungan lebih dekat dengan Iran, saingan Arab Saudi, dan mendukung kelompok “Islamis radikal”.
Qatar membantah tuduhan itu, menuduh tetangganya mencari perubahan rezim. Keempat negara itu melanjutkan embargo terhadap negara Teluk yang kaya gas itu.
Pada awalnya, Trump muncul untuk menengahi pertikaian Arab Saudi dengan Doha – terutama atas isu pendanaan teror.
Namun, dalam pertemuan Gedung Putih pada bulan April dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, presiden AS ini lebih condong menekankan hubungan strategis dengan Doha. (Althaf/arrahmah.com)