WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menyuplai persenjataan dan amunisi penting bagi pemerintah munafik Somalia yang sedang kewalahan menghadapi perlawanan mujahidin, kata pejabat AS pada Kamis (25/6).
Amerika Serikat juga mendekati Eritrea dengan berbekal kekhawatiran bahwa Eritrea membantu para mujahidin dan seolah-olah memperingatkan bahwa bantuan seperti itu akan menjadi ancaman yang serius bagi hubungan yang sengaja dijalin AS demi melancarkan kepentingannya.
“Kami benar-benar khawatir mengenai kekerasan yang terjadi yang di Mogadishu dan menjamurnya serangan terhadap pemerintahan sementara Somalia,” ujar juru bicara departemen kenegaraan AS, Ian Kelly pada saat melakukan pertemuan harian media.
“Karena permintaan pemerintah Somalia, kami menyediakan persenjataan dan berbagai amunisi yang penting dan dibutuhkan,” tambah Kelly.
“Semua ini tidak lain adalah untuk mendukung usaha pemerintah transisi Somalia untuk menangkal serangan gencar para ekstremis yang dimaksudkan untuk menghancurkan proses perdamaian Djibuti,” bualnya.
Pada 7 Mei, Mujahidin al-Shabaab dan Hizb al-Islam meluncurkan serangan tak terduga di seluruh wilayah Somalia menentang administrasi Presiden munafik Sharif Ahmad.
Majunya Sharif untuk memegang kursi presiden didukung oleh negara-negara kafir internasional dan dilindungi oleh pasukan Uni Afrika karena angkatan perangnya tidak lagi mampu melindungi kekuasaannya di ibukota.
“Kami berpikir bahwa pemerintah ini (Sharif)… memperlihatkan pemerintah terbaik Somalia yang akan bisa melakukan perdamaian, menjaga stabilitas, dan menjalani rekonsiliasi,” jawab Kelly saat ditanya apakah Washington memiliki kekhawatiran bahwa pemerintah munafik Somalia akan runtuh.
“Tentu saja kami khawatir,” kata Kelly.
Ia mengatakan bahwa pengiriman persenjataan AS bukan hanya karena permintaan dari pemerintah Somalia, namun juga merupakan kewajiban yang dilimpahkan oleh administrasi Obama. Dan itu artinya, campur tangan Washington di Somalia tak luput dari agenda besar penjajahan kafir AS yang memang telah direncanakan jauh-jauh hari.
Kelly mengatakan dia tidak tahu-menahu soal rencana pengiriman Jhonnie Carson sebagai utusan AS ke Eritrea, tetangga Somalia yang disangka Washington mendukung mujahidin.
“Kami berpikir mereka (Eritrea) menyediakan dukungan materi, termasuk dalam bentuk uang untuk beberapa kelompok ekstrimis, dan kebanyakan diterima oleh al-Shabaab,” lanjut Kelly.
“Kami menyimpan kekhawatiran juga pada pemerintah Eritrea… Ingin saya tekankan bahwa kami telah mencoba untuk mengembangkan kerja sama dengan Eritrea, namun dukungan negara tersebut terhadap al-Shabaab dan berbagai kelompok lainnya merupakan ancaman serius bagi segala macam kesepakatan yang bisa kami susun,” kata Kelly. (Althaf/afp/arrahmah.com)