WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat membantu menyuplai senjata yang lebih banyak dan lebih canggih bagi pemberontak Suriah, termasuk senjata anti-tank, untuk memerangi rezim Bashar al Assad, Washington Post menyatakan pada Rabu (16/5/2012).
Pemerintah Barack Obama menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan senjata atau menyediakan dana bantuan secara langsung, karena negara-negara Teluklah yang membayar senjata-senjata tersebut, surat kabar tersebut, mengutip pernyataan dari sejumlah pejabat.
Namun Washington telah meningkatkan usaha untuk menghubungkan pemberontak dengan militer regional yang bersekutu dengan mereka, memainkan peran besar dalam jaringan pendukung asing untuk pemberontak, menurut laporan tersebut.
“Kami meningkatkan bantuan non-mematikan bagi oposisi Suriah, dan kami terus mengkoordinasikan sejumlah upaya dengan teman dan sekutu di wilayah ini dan sekitarnya,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Jika laporan ini benar, maka hal ini menandai pergeseran kebijakan pemerintahan Obama, yang sejauh ini telah menolak dukungan terbuka untuk bagi kelompok bersenjata yang memerangi pasukan Assad.
Tapi juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, menegaskan kebijakan AS tidak berubah.
“Amerika Serikat telah membuat keputusan untuk memberikan dukungan sipil kepada anggota oposisi,” katanya, menunjuk pengiriman medis dan peralatan komunikasi.
“Tapi jika ada pernyataan yang terkait dengan bantuan mematikan (seperti senjata, dan sebagainya), maka kami tegaskan kami tidak terlibat dalam hal itu,” tambah Nuland.
“Kami tidak berpikir bahwa menambahkan bensin dalam api.”
Meski demikian, Nuland tidak secara eksplisit menunjukkan apakah Amerika Serikat mendesak sekutu untuk menghindari pengiriman senjata kepada pemberontak Suriah.
Pada hari Selasa, para pejabat AS mengatakan Washington menyesalkan kekerasan yang meningkat di Suriah, setelah sebuah bom meledak di depan sebuah konvoi PBB dan muncul laporan tentang pembantaian baru oleh pasukan pemerintah.
Amerika Serikat telah berjanji untuk meningkatkan tekanan terhadap Assad untuk turun dan masalah ini akan dibahas pada pertemuan NATO di Chicago pada hari Minggu dan Senin, dimana para pejabat AS mendesak Damaskus untuk menerapkan rencana utusan PBB-Uni Liga Arab, Kofi Annan, dalam rangka mencari resolusi krisis. (althaf/arrahmah.com)