BEIRUT (Arrahmah.id) – Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut memerintahkan warganya untuk segera meninggalkan Lebanon dengan ‘tiket apa pun yang tersedia’.
AS mendesak warganya pergi dari Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Dilansir BBC, pada Ahad (4/8/2024), imbauan tersebut menyusul peringatan serupa dari Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy yang mengatakan situasi regional ‘dapat memburuk dengan cepat’.
Iran telah bersumpah untuk melakukan pembalasan ‘keras’ terhadap “Israel” yang menjadi dalang atas kematian Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Rabu (31/7).
Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah “Israel” membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan didukung Iran dikhawatirkan memainkan peran besar dalam pembalasan semacam itu. Hal itu diprediksi dapat memicu tanggapan serius “Israel”.
Hizbullah telah meluncurkan puluhan roket ke kota Beit Hillel di “Israel” utara sekitar pukul 00.25 waktu setempat hari ini. Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan sistem pertahanan udara Iron Dome milik “Israel” mencegat roket tersebut.
Tidak ada laporan korban jiwa atas serangan itu. Kementerian Luar Negeri Yordania juga telah mengeluarkan saran kepada warganya, memberi tahu mereka yang berada di Lebanon untuk segera pergi dan memperingatkan yang lain untuk tidak bepergian ke sana.
Kedutaan Besar AS mengimbau mereka yang memilih untuk tinggal di Lebanon harus ‘mempersiapkan rencana darurat’ dan bersiap untuk ‘berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama’.
Beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan dan membatalkan penerbangan serta banyak yang telah kehabisan tiket. Tetapi, ‘pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap tersedia’. (Rafa/arrahmah.id)