WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat “memperingatkan” pada Jum’at (31/3/2017) bahwa pembangunan pemukiman tak terkendali bisa menghambat perdamaian. Peringatan ini muncul setelah “Israel” menyetujui pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki untuk pertama kalinya dalam seperempat abad.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menahan diri untuk mengkritik pemukiman baru tersebut, yang telah disetujui oleh kabinet keamanan “Israel” pada Kamis malam (30/3), tetapi hanya memperingatkan bahwa perluasan lebih lanjut dapat merusak upaya perdamaian.
“Aktivitas pemukiman tak terkendali lebih lanjut tidak membantu cepatnya perdamaian ” klaim seorang pejabat Gedung Putih.
Sementara itu, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan “kekecewaan dan peringatan” pada pengumuman Israel tersebut.
“Sekjen telah secara konsisten menekankan bahwa tidak ada Plan B bagi ‘Israel’ dan Palestina untuk hidup bersama dalam damai. Ia mengutuk semua tindakan sepihak yang mengancam perdamaian dan melemahkan solusi dua negara,” Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Pejabat senior Palestina Saeb Erekat mengatakan Israel “terus menghancurkan prospek perdamaian.” Dia pun mengkritik PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat karena tidak melakukan tindakan yang semestinya untuk menghukum Israel karena terus memperluas permukiman di Tepi Barat.
“Perdamaian tidak akan dicapai dengan menoleransi kejahatan tersebut,” katanya.
Lebih dari 400.000 warga Israel tinggal di pemukiman yang ada dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Pemukiman baru akan dibangun utara di Amona yang pernah menjadi pos kucing liar Yahudi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk membangun pemukiman baru bagi warga setelah penggusuran mereka.
“Saya berjanji untuk membuat komunitas baru dan kami akan menghormati komitmen itu dan membuatnya hari ini,” katanya menjelang pertemuan kabinet keamanan pada Kamis (30/3).
Masyarakat internasional menganggap semua permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki ilegal dan menjadi kendala utama untuk perdamaian Timur Tengah. (althaf/arrahmah.com)