WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyuarakan harapannya, Rabu (24/6/2020), pada resolusi yang akan dikeluarkan dalam beberapa minggu mendatang dengan Sudan, yang mengatakan Khartoum segera akan dihapuskan sebagai sponsor negara terorisme.
Pompeo mengatakan dia berbicara pada hari yang sama (24/6) melalui telepon dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hambok, seorang pemimpin sipil yang disinyalir pemerintahnya hampir setahun telah berusaha untuk menghapus penunjukan Washington yang sangat menghambat investasi asing di negara Afrika tersebut.
“Kami bekerja sangat erat dengannya untuk mencoba dan mencapai solusi sehingga kami mendapatkan hasil yang tepat untuk kepemimpinan baru mereka dan untuk rakyat Sudan,” ujar Pompeo kepada wartawan.
“Saya berharap bahwa itu akan datang dalam beberapa minggu ke depan,” kata Pompeo, yang ditanya tentang penunjukan terorisme.
Menteri Luar Negeri Sudan Asma Abdalla mengatakan kepada AFP pada hari Selasa (23/6) bahwa pemerintah sedang menyelesaikan kesepakatan untuk mengkompensasi korban pemboman kedutaan AS secara simultan tahun 1998 di Kenya dan Tanzania.
Setelah kesepakatan selesai, dia mengatakan dia berharap Amerika Serikat untuk melanjutkan penghapusan Sudan dari daftar “sesegera mungkin.”
Washington pertama-tama memasukkan Sudan ke dalam daftar hitam itu pada 1993 ketika orang pemimpin Omar al-Bashir ‘melipir’ ke Islamisme.
Bashir dituduh memihak Syaikh Usamah bin Laden dan Sudan dituduh membantu para ‘ekstrimis’ yang melakukan pemboman, yang menewaskan 224 orang dan melukai sekitar 5.000 orang, hampir semuanya dari Afrika.
Bashir digulingkan oleh militer pada bulan April tahun lalu setelah berbulan-bulan protes dan pemerintah transisi yang baru telah berusaha untuk ‘memperbaiki’ posisi internasional Sudan.
Pompeo berbicara pada peluncuran laporan tahunan AS tentang terorisme, yang memuji kerja pemerintah baru Sudan dengan Amerika Serikat dan menjauhkan diri dari kelompok-kelompok ‘ekstremis’.
Namun, laporan itu mengungkapkan bahwa kelompok ISIS tampaknya memiliki “jaringan fasilitasi” yang aktif di Sudan.
Khartoum baru-baru ini menyelesaikan kesepakatan kompensasi keluarga korban pemboman USS Cole tahun 2000 di pelabuhan Aden Yaman, yang mana Al-Qaeda juga mengaku bertanggung jawab.
Sudan selalu membantah keterlibatannya tetapi setuju dengan penyelesaian untuk memenuhi persyaratan AS. (Althaf/arrahmah.com)