WASHINGTON (Arrahmah.com) – Serangan-serangan mujahidin Afghanistan dan Pakistan terus mengalami peningkatan tajam setiap waktunya dan mereka berhasil memperluas wilayah operasi militer mereka.
Hari ini (30/4), Salah seorang pejabat pemerintahan AS mengatakan aksi “terorisme” di Pakistan saja telah meningkat lebih dari empat kali lipat antara tahun 2006 dan 2008.
Tahun lalu, monitor AS melaporkan serangan-serangan di Pakistan meningkat dua kali lipat dari 375 serangan menjadi 887 antara tahun 2006 dan 2007 dan jumlah tersebut kini melompat jauh hampir 300 persen dari jumlah serangan sebanyak 335 hingga 1.335.
Aksi perlawanan juga meningkat di Afghanistan. Tahun lalu AS mencatat serangan meningkat 16 persen di Afghanistan dari 1.127 serangan pada 2007, meningkat hingga 56 persen di tahun berikutnya.
Proyek Keamanan Amerika mengatakan dalam laporan terpisah pada Rabu (29/4) bahwa hal tersebut benar-benar bukan berita bagus dari Afghanistan dan Pakistan.
“Pemerintahan yang lemah di dua negara tersebut menciptakan peluang untuk kelompok “radikal” di dua negara yang berbatasan,” ujar salah seorang pengamat.
Serangan-serangan tersebut benar-benar membuat kelimpungan administrasi Obama untuk melaksanakan “program” mereka di wilayah tersebut.
“Serangan-serangan teroris memang meningkat, tapi yang perlu dikhawatirkan, kontrol Taliban atas dua negara tersebut yang meningkat,” ujar Proyek Keamanan Amerika yang berbasis di Washington.
Bernard Finel, penulis laporan, mengatakan kekuatan Taliban yang sepenuhnya memegang Lembah Swat mungkin tidak dapat “direbut” lagi.
Laporan menambahkan, bahwa jumlah serangan-serangan oleh “ekstrimis” Islam juga meningkat di negara-negara lainnya khususnya di Timur Tengah, Somalia, Rusia dan Philipina, dan ini menjadi kesulitan besar tersendiri untuk administrasi Obama dalam menyelesaikan misi “perang melawan teror” yang mereka mulai.
“Pertumbuhan bahan ledakan yang dibuat oleh tentara ekstrimis Islam menjadikan satu perasaan pesimis pada administrasi Obama untuk bertahan,” lanjutnya.
Para mujahidin telah menampakkan kekuatannya, perlawanannya pada negara penjajah Amerika Serikat dan sekutunya. Mereka tidak akan begitu saja menyerah dan melakukan perundingan damai, jika nyawa masih berada dalam raga mereka. Dan Amerika mulai merasakan kekuatan para mujahidin yang sebelumnya dianggap enteng oleh mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)