FARAH (Arrahmah.com) – Presiden munafik Hamid Karzai yang selalu melaksanakan perintah atasannya, Amerika Serikat, hari ini (6/5) memerintahkan untuk melakukan investigasi mengenai tewasnya 30 sipil Afghan pada minggu ini yang dilakukan oleh tentara penjajah AS.
Kematian sipil Afghan yang diakibatkan oleh ulah brutal tentara kafir AS kerap kali terjadi, namun selama itu pula, pemerintah Afghanistan tidak mampu melakukan apapun untuk menghentikannya. Bahkan mereka menyalahkan mujahidin Taliban dan selalu mengatakan, taliban memasuki wilayah sipil saat pertempuran karena itu kecelakaan terhadap sipil tidak dapat dihindari. Padahal, sebelum terungkap, militer AS selalu menyebarkan bahwa mereka “berhasil” membunuh puluhan anggota Taliban.
Jika benar seperti itu, lalu apa yang akan dijadikan alasan oleh AS terhadap jatuhnya korban sipil di Pakistan? Tak ada angin ataupun hujan, mereka (kafirin) mengirimkan pesawat tak berawak lalu menembakan misil-misilnya dari sana.
Investigasi seperti apa lagi yang akan dilakukan? Lihat saja tubuh para korban yang masih berbaring tak berdaya di rumah sakit-rumah sakit di Afghanistan, mereka termasuk perempuan dan anak-anak yang lemah dan tak berdosa yang menjadi korban. Lalu setelah melakukan investigasi dan terbukti AS bersalah, apakan pemerintah Afghanistan akan mengusir AS dari negerinya?
“Presiden Karzai mengatakan bahwa kecelakaan sipil tidak dapat diterima dan ia akan mengusut isu ini ke pejabat-pejabat AS, termasuk Presiden Barack Obama,” ujar statemen pemerintah Afghan.
Dan militer AS berjanji siap untuk bergabung dengan otoritas Afghan dalam melakukan investigasi.
Penduduk desa (saksi mata) mengatakan mereka membawa anak-anak, kaum perempuan dan para manula ke sebuah kamp militer di Desa Gerani (sekitar 3 mil ke arah timur) agar mereka aman. Tapi serangan udara terjadi menargetkan para sipil yang telah berada di kamp tersebut, membunuh mayoritas yang ada di sana.
Khan mengatakan, tubuh para korban termasuk anak-anak dan perempuan yang berjumlah sekitar 30 orang telah di bawa ke kota Farah untuk menunjukkan kepada gubernur setempat bahwa mereka adalah sipil, tidak ada satupun korban yang merupakan anggota Taliban sebagaimana yang dikabarkan media Barat.
“Kami sedang berada di rumah ketika bombardir dilancarkan,” ujar Shafiqa, salah seorang gadis kecil yang kini terbaring tak berdaya di salah satu rumah sakit. “Tujuh anggota keluargaku meninggal dalam peristiwa tersebut,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)