WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan kepada Putra Mahkota Mahmud Mohammad bin Salman pada Minggu (11/11/2018) bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban semua yang terlibat dalam pembunuhan seorang jurnalis Saudi, melalui panggilan telepon, serta membahas konflik di Yaman.
Jamal Khashoggi, seorang warga AS, dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober dan putra mahkota telah dituduh mendalangi pembunuhan itu. Tuduhan ini dilaporkan telah menekan hubungan Washington dan Riyadh.
“Menteri Luar Negeri menekankan bahwa AS akan menahan semua yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pembunuhan Jamal Khashoggi dan Saudi harus melakukan hal yang sama,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Heather Nauert dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Senin (12/11).
Diplomat tinggi AS sebelumnya mengatakan pembunuhan Khashoggi “melanggar norma hukum internasional,” dan bahwa AS sedang meninjau kemungkinan sanksi terhadap orang-orang yang diidentifikasi sebagai pihak yang terlibat.
Tetapi Trump tetap akan mempertahankan hubungan komersial, strategis, dan keamanan nasional yang telah terjalin erat dengan negara petro dolar tersebut.
Khashoggi, kolumnis untuk Washington Post, bersikap kritis terhadap MbS dan intervensi negara kilang minyak tersebut di Yaman, konflik yang juga dibahas dalam percakapan keduanya, kata Nauert.
Para pengamat berpikir bahwa tidak mungkin Khashoggi dibunuh di konsulat tanpa sepengetahuan Muhammad bin Salman.
Pompeo “mengulangi panggilan Amerika Serikat untuk penghentian permusuhan dan agar semua pihak mau merundingkan solusi damai untuk konflik,” katanya.
MbS telah mengawasi intervensi Arab Saudi di Yaman.
Hampir 10.000 orang telah terbunuh dan negara yang kini berada di ambang kelaparan. (Althaf/arrahmah.com)