ADDIS ABABA (Arrahmah.com) – Amerika Serikat telah menutup mata pada kekerasan yang dilakukan oleh sekutunya di Somalia dan memperburuk situasi di sana dengan menjadikan konflik yang kompleks di sana masuk dalam agenda “perang melawan teror”, ungkap pemimpin Human Right Watch (HRW).
Menurut HRW, dalam suratnya untuk ketua Komisi Uni Afrika (African Union Comission), Jean Ping, AS telah merusak kebijakan pemerintahan Somalia.
“Kebijakan AS di Somalia sangat tidak bisa dimaafkan. Mereka memperlakukan realitas kompleks di Somalia seperti teater “perang melawan teror” yang mereka agendakan selama ini, dan pada saat yang sama mereka menutup mata pada kekerasan yang menjadi-jadi oleh Ethiopia dan tentara pemerintahan transisi di sana,” kata HRW dalam surat yang dikirimkan sebulan lalu tersebut.
Sekutu AS, Ethiopia, mengirimkan pasukannya ke Somalia untuk menjatuhkan pergerakan Islam di Mogadishu dan menyelamatkan pemerintah transisi yang di-backing oleh Barat pada akhir 2006.
Sekurang-kurangnya 10.000 warga sipil terbunuh sejak tentara Ethiopia datang ke negeri tersebut, yang juga melahirkan lebih dari satu miliar pengungsi dan menimbulkan banyak aksi pembajakan dalam pelayaran pengungsi tersebut memperoleh pesisir.
HRW mengatakan semua yang terjadi selama konflik lebih dari dua tahun terakhir ini telah dikategorikan sebagai kejahatan perang dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Pelanggaran tersebut juga ikut menyeret Eropa yang telah mengirimkan bantuan pada kepolisian Somalia tanpa menegaskan dan memperhitungkan kejahatan serius yang ditimbulkan. Selain itu, Eritrea ikut menyediakan pasukan untuk berperang di Somalia untuk memerangi Ethiopia.
HRW menyeru AU (African Union), yakni pemimpin-pemimpin yang mengadakan pertemuan hingga Selasa depan di ibu kota Ethiopia, agar meminta Dewan Keamanan PBB membentuk komisi penyelidikan terhadap pelanggaran HAM di Somalia. (Althaf/arrahmah.com)