WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, pada hari Jumat (24/7) kemarin mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki beberapa kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan damai Israel-Palestina dalam waktu dekat dan mengumumkan bantuan AS sebesar $200 juta untuk warga Palestina, melalui pemerintahannya.
Clinton mengatakan bahwa uang tersebut, yang merupakan bagian dari $900 juta yang dijanjikan pada Maret dalam konferensi donor di Mesir. Bantuan tersebut ditransfer melalui Otoritas Palestina yang tentu saja didominasi oleh Fatah, partai berkuasa yang sangat pro terhadap barat.
Yang mencurigakan adalah bahwa infusi dana tersebut datang seminggu setelah kunjungan utusan khusus AS ke Israel dan Palestina, yang berdalih untuk memulai kembali pembicaraan antara kedua pihak yang berseteru.
“Saya percaya kita sedang membuat kemajuan dalam menciptakan suasana agar tercapai hasil yang baik dari negosiasi ini di masa yang akan datang,” kata Clinton dalam sebuah konferensi pers, tanpa menyebutkan kapan pembicaraan tersebut akan dilakukan.
Perdana menteri munafik Palestina, Salam Fayyad, berbicara melalui video yang terhubung dari Tepi Barat, bahwa dirinya berterima kasih atas bantuan finansial yang diberikan oleh AS, tanpa kekhawatiran sedikitpun bahwa di balik bantuan tersebut, AS siap-siap untuk menyantap Palestina.
Clinton mendesak pihak lain yang hadir dalam konferensi donor tersebut agar menepati janji mereka untuk membantu Otoritas Palestina dalam menangani masalah yang dihadapinya secara tepat dan tidak lari ke tangan kelompok militan seperti Hamas.
“Otoritas Palestina butuh bantuan finansial dan mereka membutuhkannya saat ini juga,” kata Clinton.
“Namun ini semua hanyalah permulaan. Saya tidak ingin melakukan lompatan yang terlalu besar bagi pekerjaan sulit yang harus dikerjakan mengenai berbagai macam isu yang jadi kekhawatiran AS,” bualnya. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)