WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dewan perwakilan Amerika Serikat pada Kamis (11/6) mengesahkan pelipattigaan bantuan AS untuk Pakistan, yakni sekitar 1,5 miliar per tahun selama lima tahun ke depan sebagai salah satu strateginya untuk melumpuhkan perlawanan para mujahidin melalui pembangunan ekonomi dan sosial.
Jumlah ini termasuk bantuan militer yang dibutuhkan pemerintahan Obama untuk menjamin Pakistan berkomitmen dalam memerangi kelompok mujahidin.
Pendanaan tahunan ini pun meliputi bantuan untuk pembangunan lainnya, yaitu sarana pendidikan, sistem peradilan, parlemen, dan lembaga bantuan hukum.
Keputusan ini muncul pada hari yang sama dengan disepakatinya bantuan PBB untuk Pakistan oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon. Ban Ki-moon mengatakan bahwa bantuan tersebut berada dalam resiko putaran krisis kedua tanpa bantuan internasional lainnya yang lebih banyak.
Dana yang terdiri dari 400 juta dolar sebagai bantuan militer tahunan selama 2010-2013, juga telah disahkan seiringan dengan dilakukannya serangan sekuel kedua oleh militer Pakistan terhadap mujahidin Taliban yang sangat ditakutkan oleh para petinggi kafir AS akan medestabilisasi keamanan nuklir Pakistan.
Pertempuran di distrik Banu, Waziristan, berlangsung pada Kamis (11/6) kemarin ketika militer Pakistan ‘menyempurnakan’ operasinya untuk membersihkan mujahidin dari Lembah Swat, dekat Islamabad.
“Dukungan Kongres atas bantuan terhadap Pakistan akan memperkuat penyelesaian antara rakyat dan pemerintah Pakistan dalam melawan kekerasan para ekstrimis dan teroris,” kata duta besar Pakistan, Husain Haqqani.
Howard Berman, pimpinan Komite Luar Negeri Dewan Perwakilan AS, mengatakan Kongres telah meminta Pakistan mengikuti komitmen yang telah dibuat.
“Satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah, Kongres tidak akan pernah memberikan ‘cek kosong’ bagi Pakistan,” kata Berman.
Pada Rabu (10/6), Richard Holbrooke, utusan AS untuk Pakistan dan Afghanistan berbicara di hadapan paraa wartawan bahwa ia telah mencatat perubahan dramatis atas sikap Pakistan dalam memerangi mujahidin selama kunjungannya minggu lalu. (Althaf/reuters/arrahmah.com)