WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pentagon mengakui bahwa usaha penyelamatan sandera pada bulan lalu di Yaman gagal membebaskan warga Amerika Luke Somers karena ia tidak berada di lokasi yang ditargetkan.
Pejabat pers Pentagon, John Kirby, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis singkat pada Kamis (4/12/2014) bahwa pemerintah AS mengakui telah melakukan upaya penyelamatan untuk Somers (33), satu-satunya warga Amerika yang ditahan oleh Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP), seperti dilansir Al Arabiya.
Seorang pejabat Yaman mengatakan seorang wartawan Amerika dan seorang warga Inggris dipindahkan sebelum serangan itu terjadi.
Juru bicara Gedung Putih Bernadette Meehan mengatakan AS sadar akan adanya video yang memperlihatkan Somers. Dia mengatakan Presiden Barack Obama memerintahkan operasi penyelamatan bulan lalu untuk Somers namun sayangnya “Luke Somers tidak ada (di lokasi yang menjadi target serangan AS)”.
Meehan mengatakan misi dikoordinasikan dengan pemerintah boneka Yaman dan dilakukan oleh pasukan AS dan Yaman.
“Perhatian utama untuk ‘keselamatan dan keamanan’ Somers dan pasukan AS yang melakukan misi ini membuatnya penting untuk tidak mengungkapkan informasi yang berhubungan dengan penangkapan dan usaha penyelamatan Somers,” klaim Meehan yang menambahkan bahwa misi itu kini diungkapkan karena video yang dirilis pada Kamis (4/12).
Seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Luke Somers, yang ditangkap pada tahun 2013, telah muncul dalam video, mengatakan hidupnya dalam bahaya dan meminta bantuan.
Video juga menunjukkan Mujahidin AQAP yang mengancam akan membunuh Somers kecuali tuntutan mereka dipenuhi. (haninmazaya/arrahmah.com)