KABUL (Arrahmah.com) – Washington menggunakan pengaruh politiknya untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden yang akan datang di Afganistan, menurut laporan.
Kedutaan besar AS di Kabul sudah mendesak kepemimpinan Afganistan agar mengundurkan diri dari kompetisi politik dan lebih memihak Ali Ahmad Jalali -seorang kandidat yang lebih disukai Washington, seperti yang dilaporkan dalam harian Ummat Pakistan.
Sebagai imbalannya, AS berjanji untuk menjamin posisi kunci ‘menjanjikan’ bagi tiga orang calon, yakni Menteri Keuangan Ashraf Ghani, mantan Menteri Luar Negeri Abdullah Abdullah dan aktivias politik Anwar ul-Haq Ahadi, dalam pemerintahan Afghanistan mendatang.
Campur tangan AS di dalam urusan politik dalam negeri Afghanistan ini, tentu saja banyak ditentang oleh berbagai kalangan di negeri tersebut.
Jalali –yang dianggap sebagai saingan utama Presiden Hamed Karzai dalam pemilihan presiden sebelumnya– adalah seorang warganegara AS dan dulunya merupakan menteri dalam negeri Afghanistan.
Pencalonannya dilihat sebagai pelanggaran langsung Bab III Pasal 62 Undang-undang Dasar Afghanistan, yang menyebutkan bahwa hanya seorang warganegara Afghanistan yang mempunyai hak untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.
Zalmay Khalilzad dan Ashraf Ghani, dua orang kandidat lainnya yang bersaing untuk menduduki kursi kepresidenan, ternyata juga memiliki kewarganegaraan AS. (Althaf/arrahmah.com)