WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat mendesak komunitas internasional untuk melawan para mujahidin Taliban yang mulai memegang kekuasaan di lembah Swat di barat laut Pakistan.
Juru bicara Departemen Kenegaraan, Robert Wood, pada Senin (20/4) mengatakan bahwa komunitas internasional sebaiknya bergabung dengan Pakistan dalam menghadapi apa yang saat ini terjadi di Swat.
“Mereka adalah ancaman bagi demokrasi dan stabilitas Pakistan, dan kami menyeru siapa saja yang menginginkan kembalinya stabilitas di negara itu untuk bekerja bersama kami untuk menghentikan kekerasan para ekstrimis,” kata Wood.
Ucapan Wood ini muncul sehari setelah seorang pemimpin senior Taliban mengatakan bahwa demokrasi tidak memiliki lagi ruang jika Taliban menguasai Pakistan.
Sufi Mohammad, seorang tokoh agama pro Taliban, di hadapan ribuan pendukungnya pada Minggu (19/4) di Lembah Swat menekankan konsep demokrasi yang diterapkan oleh pemerintah Pakistan adalah sistem kafir dan penjajah yang dipaksakan pada seluruh rakyat.
Sufi pun menekankan bahwa sistem hukum Taliban merupakan sistem yang istimewa dan keputusannya tidak bisa dinaik-bandingkan di Mahkamah Agung Pakistan. Ia pun memerintahkan seluruh hakim pemerintah untuk meninggalkan kawasan Swat paling lambat 23 April mendatang.
Selain itu, beberapa laporan media lokal mengutip seorang juru bicara Taliban di Swat yang mengatakan bahwa pemimpin Al-Qaeda, Syaikh Usamah bin Laden dan Pimimpin Taliban, Mullah Omar, dipersilakan mendatangi Lembah Swat.
Senin (13/4) lalu, Presiden Asif Ali Zardari dan para legislatornya menyetujui pengenalan sistem hukum yang diusulkan Taliban di wilayah Malakand, yang terdiri dari enam daerah di baratlaut Pakistan termasuk Swat.
Ini adalah realisasi dari sumpah Taliban beberapa bulan lalu bahwa mujahidin Taliban akan memperluas pengaruh mereka di seluruh negara dan sedang bergerak mendekati Islamabad.
Taliban berulang kali sudah mengindikasikan bahwa mereka akan berperang hingga ke ibu kota Pakistan. “Tidak akan lama lagi Islamabad akan berada di tangan para mujahidin,” kata seorang panglima Taliban minggu lalu. (Althaf/arrahmah.com)