KABUL (Arrahmah.com) – Salibis Amerika Serikat musim panas kali ini akan melanjutkan operasi ofensifnya di Kandahar, sebuah operasi yang diklaim sebagai penentu perang AS di Afghanistan.
Operasi yang akan berlangsung selama dua bulan dan dimulai Juni mendatang itu akan menguji keputusan Barack Obama yang telah mempertaruhkan puluhan ribu pasukan yang diklaim dapat membuat kemajuan dalam perang delapan tahun AS di Afghanistan.
“Ini benar-benar momen strategis dalam sejarah keterlibatan kami,” penasihat keamanan nasional AS Jim Jones mengatakan kepada para wartawan dalam Air Force One selama penerbangan semalam Obama ke Afghanistan akhir pekan lalu.
Kandahar menjadi titik penting yang ditargetkan AS untuk ‘memenangkan perang’. Para pejabat Amerika berdalih bahwa di tempat sebagai tempat al-Qaida merencanakan serangan 11 September, dan sebagai tempat strategis Taliban sebelum invasi 2001.
Dengan alasan bahwa Taliban masih memiliki pengaruh yang cukup besar di sejumlah tempat di Afghanistan, Obama memutuskan musim gugur yang lalu untuk mengirim 30.000 tentara lagi. Sehingga akan ada hampir 100.000 pasukan Amerika di Afghanistan tahun ini – hampir tiga kali lipat mengalami peningkatan sejak dia menjabat.
Para pejabat militer AS mengklaim telah ada kemajuan di beberapa titik setelah pasukan salibis baru berdatangan masuk ke Afghanistan. Para pejabat itu berharap agar pertempuran Kandahar menjadi pukulan fatal bagi ‘pemberontakan’ dan membantu AS meyakinkan rakyat Afghanistan untuk berpihak pada pemerintah pusat di Kabul yang korup.
Sampai dengan dimulainya operasi militer besar itu, pasukan AS akan bekerja untuk mengamankan rute transit dan membujuk para pemimpin distrik sekitar Kandahar untuk bekerja sama dengan pasukan NATO.
Bahkan setelah operasi besar dimulai, mereka menyatakan, operasi ini tidak akan terlihat seperti D-Day pada Perang Dunia II.
Hal ini diamini oleh Jenderal Stanley McChrystal, komandan AS di Afghanistan. McChrystal mengatakan banyak hal yang akan difokuskan untuk melibatkan para pemimpin politik agar bekerja sama pasukan AS dengan polisi Afghanistan. (althaf/ap/arrahmah.com)