WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kantor Penelitian Angkatan Laut AS telah berhasil menguji zat jenis baru dengan kepadatan tinggi untuk digunakan dalam rudal yang memiliki kemampuan memberikan dampak yang lebih drastis dari rudal-rudal yang sudah ada.
Jenis baru bahan peledak yang diuji pada hari Jumat (19/8/2011) ini merupakan campuran antara logam dan polimer – sebagai pengoksidasi – untuk membuat ledakan kimia yang berdampak besar dan kuat. Namun ilmuwan Angkatan Laut AS, seperti dikutip BBC, tidak bisa menjamin bahwa bahan peledak ini tidak akan membantai warga sipil yang tidak bersalah.
High-Density Reaktif Materials (HDRM) meledak hanya ketika proyektil menghantam target, dan sangat tahan lama. Kondisi ini meningkatkan efek ledakan secara signifikan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya sebuah “bencana pembunuhan”, menurut para ilmuwan militer.
Clifford Bedford, seorang peneliti yang terlibat dalam pengembangan HDRM, mengatakan, “Dalam kasus ini, rudal baja yang diluncurkan akan menuju target dan semua energi kinetik didisipasikan pada target.”
“Dengan rudal bahan reaktif, anda memiliki ledakan permulaan yang sama. Namun, ia terurai dalam target dan membebaskan energi kimia, dan gabungan energi kinetik kimia ini akan memberikan efek yang berkali-kali lipat,” tambahnya.
Para ilmuwan yang bekerja pada proyek mengatakan pengembangan materi baru sudah memakan proses selama lebih dari lima tahun.
Bedford menyatakan, “Mudah-mudahan, dengan hulu ledak reaktif HDRM, kami hanya tinggal menembakkan sekali, mengamati, dan memastikan target, dan kemudian, mesin pembunuh itu akan memperlihatkan kemampuannya. Sebenarnya kami masih memiliki pilihan untuk menembakkan yang kedua. Tapi kami ingin menghemat banyak biaya. Jika Anda dapat mengambil target dengan satu rudal, mengapa harus menggunakan dua atau tiga rudal?” (althaf/arrahmah.com)