WASHINGTON DC (Arrahmah.id) — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memutuskan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memiliki kekebalan dari tuntutan hukum terkait pembunuhan Jamal Khashoggi. Keputusan pemerintah AS ini memicu kecaman, terutama dari mantan tunangan Khashoggi.
Seperti dilansir Reuters (18/11/2022), Khashoggi yang seorang wartawan Saudi dan menjadi kolumnis media terkemuka AS The Washington Post, dibunuh dan dimutilasi pada Oktober 2018 lalu oleh para agen Saudi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Intelijen AS meyakini operasi pembunuhan itu diperintahkan oleh MBS, yang merupakan penguasa de-facto Saudi selama beberapa tahun terakhir.
Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan distrik AS untuk Distrik Kolumbia, para pengacara Departemen Kehakiman AS menuliskan bahwa ‘doktrin kekebalan kepala negara ditetapkan dengan baik dalam hukum kebiasaan internasional’.
Para pengacara Departemen Kehakiman AS juga menyatakan bahwa cabang eksekutif pemerintah AS, mengacu pada pemerintahan Biden, telah ‘menetapkan bahwa tergugat bin Salman, sebagai kepala pemerintahan asing, menikmati kekebalan kepala negara dari yurisdiksi pengadilan AS sebagai dampak jabatan itu’.
Pada akhir September lalu, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menunjuk MBS, putranya, sebagai Perdana Menteri (PM) dalam dekrit kerajaan, yang menurut pejabat Saudi, sudah sejalan dengan tanggung jawab yang selama ini dijalankan Putra Mahkota Saudi itu.
“Perintah Kerajaan tidak memberikan keraguan bahwa Putra Mahkota berhak atas kekebalan berdasarkan status,” sebut para pengacara yang mewakili MBS dalam petisi 3 Oktober meminta pengadilan distrik federal di Washington DC menggugurkan kasus tersebut, yang merujuk pada kasus lainnya di mana AS mengakui kekebalan kepala negara asing.
Belum ada komentar resmi dari Konsulat Saudi di Washington DC atas putusan itu.
“Ini adalah keputusan hukum yang telah dibuat oleh Departemen Luar Negeri di bawah prinsip-prinsip hukum kebiasaan internasional yang sudah lama dan ditetapkan dengan baik,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih,sembari meminta pertanyaan lebih lanjut diajukan kepada Departemen Luar Negeri dan Departemen Kehakiman.
Reaksi keras disampaikan mantan tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz. “Jamal meninggal lagi hari ini,” sebut Cengiz dalam pernyataan via Twitter hanya beberapa menit usai keputusan itu diungkapkan ke publik.
“Kami pikir mungkin akan ada cahaya untuk keadilan dari #USA. Tapi sekali lagi, uang datang lebih dulu. Ini adalah dunia yang tidak diketahui Jamal dan saya,” imbuhnya. (hanoum/arrahmah.id)