WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menggunakan pangkalan satelit di Australia untuk mengumpulkan informasi mengenai militer di Asia, seperti Cina, India, dan Korea Utara, sebuah laporan menyatakan.
Statsiun satelit Pine Gap, yang terletak di Outback Australia, telah sangat diandalkan dalam perang pimpinan salibis AS di Irak, Afghanistan, dan Balkan, lansir AFP, Senin (19/9/2011).
Pine Gap merupakan salah satu pos intelijen terbesar Washington di dunia yang didesain para masa Perang Dingin.
Sejumlah badan intelijen sensiif Amerika beroperasi di statsiun yang memiliki nama resmi “Joint Defence Space Research Facility.”
Seorang analis intelijen, David Rosenberg, yang menghabiskan 18 tahun di pangkalan tersebut, menyatakan bahwa Pine Gap saat ini membantu “perang melawan teror” yang dikomandoi AS dan juga bertujuan untuk mengawasi gerak-gerik militer dan politik di Asia.
“Ada beberapa negara di dunia, terutama negara-negara penghasil senjata, yang menjadi objek kepentingan Amerika Serikat dan Australia, dan tentu saja banyak negara Asia memiliki hal tersebut,” ungkap Rosenberg.
Rosenberg, yang menggenggam rahasia Agen Keamanan Nasional (NSA), menambahkan bahwa pangkalan satelit itu juga menyadap sinyal senjata dan komunikasi dari negara-negara lain melalui sejumlah satelit yang mengitari planet Bumi.
“Saya pikir, banyak negara yang memiliki militer yang cukup besar juga memproduksi senjata, selalu menjadi incaran intelijen dan Cina tentu saja merupakan negara yang berkembang cepat dalam hal ini,” lanjutny.
“Ada perkembangan di sana, dari yang telah kami amati.”
Ia pun menambahkan bahwa India dan Pakistan juga menjadi pusat perhatian karena tes nuklir mereka yang mengejutkan di tahun 1990-an.
Salah satu faktor yang mengantarkan pemecatan kontroversial Perdana Menteri Australia, Gough Whitlam, pada tahun 1975 adalah karena ia dinilai menghambat dan mengancam eksistensi Pine Gap. (althaf/arrahmah.com)