KABUL (Arrahmah.com) – Seorang aktivis Afghanistan telah mengungkapkan bahwa Amerika Serikat masih menggunakan amunisi depleted uranium di Afghanistan.
“Senjata-senjata ini masih digunakan. Bahkan, sebuah pesawat AS yang disebut A-10 normal, bahkan jika tidak menggunakan proyektil uranium di senapan mesin, setiap proyektil ketiga adalah proyektil uranium dan itulah cara kerja tentara AS di Afghanistan. Mereka menggunakan itu di kiri dan kanan,” ungkap Dr. Mohammad Daud Miraki dalam sebuah wawancara seperti yang dilansir Press TV.
“Helikopter apache dan kendaraan Bradley juga menggunakan proyektil ini dalam senjatanya,” ujarnya.Aktivis juga mencatat bahwa 62,7 persen dari penduduk Afghanistan telah menjadi target oleh amunisi radioaktif berbahaya.
Miraki menjelaskan bahwa sekelompok peneliti mengumpulkan contoh urin dari penduduk Afghanistan dan menemukan isotop uranium dalam air seni mereka yang berada sekitar 300 persen hingga 2000 persen lebih tinggi dari tingkat normal.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa banyak orang di Afghanistan telah diidentifikasi dengan penyakit aneh yang berbeda-beda.
Penyakit tersebut seperti penyakit kulit, kematian mendadak, aborsi spontan di antara kaum perempuan serta cacat permanen dan kanker.
Ia juga mengatakan AS menggunakan senjata depleted uranium, berarti negara tersebut sedang melawan hukum internasional dan hukum AS sendiri.
Sementara itu, Miraki mengkritik pejabat AS dan Presiden boneka Hamid Karzai untuk tidak melakukan investigasi terhadap kriminalitas yang dilakukan oleh pemerintah AS.
Kami meneruskan laporan (kami) ke Departemen Luar Negeri AS tiga tahun lalu dan dari pejabat AS kami hanya mendapatkan lip service. Pemerintah Afghanistan pun sama, karena tidak memiliki kontrol, mereka hanya sebuah rezim yang dipasang,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)