ABU DHABI (Arrahmah.com) – Amerika Serikat ingin terus mendukung koalisi pimpinan Saudi dalam perang Yaman dan akan tetap terlibat dalam upaya untuk memerangi pengaruh Iran dan ‘militansi Islam’ di negara Arab, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Minggu (9/12/2018).
Bulan lalu, Senat memilih untuk memajukan resolusi dalam rangka mengakhiri dukungan militer AS, yang mencakup penjualan senjata dan pembagian informasi intelijen, untuk koalisi yang didukung Barat yang melakukan intervensi pada tahun 2015 terhadap Houtsi.
“Ada tekanan dalam sistem kami … untuk menarik diri dari konflik atau menghentikan dukungan kami dari koalisi, yang sangat kami tentang dar sisi administrasi,” kata Timothy Lenderking, Wakil Asisten Sekretaris untuk Wilayah Teluk Arab.
“Kami percaya bahwa dukungan untuk koalisi diperlukan. Desas-desus kami menghentikan dukungan adalah tidak benar sama sekali,” katanya pada forum keamanan di Uni Emirat Arab.
Amerika Serikat bulan lalu menghentikan pengisian bahan bakar pesawat koalisi di Yaman.
Kepercayaan pejabat AS atas dukungan berkelanjutan muncul ketika Swedia menjadi tuan rumah perundingan perdamaian pertama yang dipimpin PBB dalam dua tahun antara pihak yang bertikai dan sebagai pemimpin Teluk Arab mengadakan pertemuan tahunan di Riyadh pada Minggu (9/12), yang diharapkan untuk membahas perang.
Lenderking mengatakan pembicaraan damai yang diluncurkan minggu lalu merupakan “langkah vital pertama” dalam mengakhiri konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang menghadapi kelaparan.
Dia mengatakan tidak ada ilusi bahwa prosesnya akan mudah, tetapi ada tanda-tanda pembicaraan konstruktif dan bahwa Washington menginginkan hasil konkret dari pertemuan-pertemuan yang difokuskan pada langkah membangun kepercayaan dan badan pemerintahan transisional.
“Kami mencari Yaman yang stabil dan bersatu yang menumbuhkan dan bukannya mengeringkan stabilitas regional dan global.”
Negara Semenanjung Arab terletak di sebelah muara selatan Laut Merah, salah satu rute perdagangan terpenting di dunia untuk tanker minyak. (Althaf/arrahmah.com)