BAGHDAD (Arrahmah.id) – Militer AS berada di balik serangan yang menewaskan seorang pejabat milisi Irak terkemuka pada Kamis (4/1/2024), kata seorang pejabat pertahanan AS.
Pejabat AS tersebut mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Washington menargetkan pejabat yang didukung Iran di Baghdad, yang menurut AS memainkan peran kunci dalam serangan-serangan terhadap pasukan AS di Irak selama beberapa bulan terakhir.
Pasukan AS mengambil “tindakan yang diperlukan dan proporsional terhadap Mushtaq Jawad Kazim al-Jawari (alias Abu-Taqwa), yang merupakan pemimpin Harakat-al-Nujaba. Abu-Taqwa secara aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap personel Amerika,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Serangan tersebut juga menewaskan satu anggota Harakat-al-Nujaba lainnya, menurut pejabat itu. Tidak ada warga sipil yang terluka dan tidak ada infrastruktur atau fasilitas yang diserang, pejabat itu menambahkan.
“Amerika Serikat terus mengambil tindakan untuk melindungi pasukan kami di Irak dan Suriah dengan mengatasi ancaman yang mereka hadapi,” klaim pejabat kedua AS kepada Al Arabiya English.
Para pejabat militer AS memberikan waktu kepada Baghdad untuk mengendalikan serangan-serangan yang dilakukan oleh milisi-milisi yang didukung oleh Iran. Beberapa hari sebelum Natal, jenderal tertinggi militer AS untuk Timur Tengah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk mendiskusikan kemungkinan tanggapan, Al Arabiya English sebelumnya melaporkan.
Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi sasaran lebih dari 100 kali sejak 17 Oktober, menyusul serangan Hamas terhadap “Israel”.
Namun, AS telah menghindari untuk menanggapi di dalam Irak karena sentimen publik Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian menargetkan milisi yang didukung Iran di dalam Irak dan menewaskan beberapa pejuang dalam lebih dari satu kesempatan.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara kepada perdana menteri Irak tentang kewajiban Baghdad untuk melindungi personil diplomatik dan militer AS di negara tersebut. Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga mengadakan pembicaraan serupa dengan perdana menteri Irak untuk menyampaikan pesan yang sama.
Austin mengatakan bahwa AS memiliki hak untuk bertindak untuk membela diri terhadap mereka yang menyerang AS dan menyebut Hizbullah dan Harakat al-Nujaba yang didukung oleh Iran sebagai pihak yang berada di balik sebagian besar serangan tersebut.
Serangan pada Kamis terjadi setelah serangan “Israel” menewaskan seorang pejabat senior IRGC di Suriah dan operasi “Israel” lainnya menewaskan seorang pejabat Hamas, Saleh al-Arouri, di Beirut pekan ini. (haninmazaya/arrahmah.id)