WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat (AS) mengklaim pada Kamis (6/12/2012) telah melakukan tes nuklir “subkritis” di suatu tempat di bawah tanah tanpa memicu ledakan atom, seperti dilansir media Australia, news.com.au.
Uji coba yang dilakukan di tengah-tengah desakan dunia untuk melucuti senjata nuklir ini dikatakan dilakukan pada Rabu (5/12) di Nevada, AS, bertujuan untuk mengumpulkan data ilmiah yang akan “memberikan informasi penting untuk menjaga keamanan dan keefektifan senjata nuklir negara,” menurut pernyataan Departemen Energi AS.
Staf dari Nevada National Security Site, Los Alamos National Laboratory dan Sandia National Laboratories melakukan eksperimen yang dikenal sebagai Pollux.
Ini adalah eksperimen subkritis ke-27 hingga saat ini. Yang terakhir yang disebut Barolo B, dilakukan pada Februari 2011.
Tes nuklir subkritis ini, yang tidak memicu reaksi berantai yang menciptakan ledakan nuklir, menguji bagaimana plutonium menunjukkan reaksi saat dikejutkan oleh kekuatan yang dihasilkan dari bahan peledak kimia dengan daya ledak tinggi.
Uji coba ini memicu kritikan tajam dari Hiroshima, kota Jepang yang dihancurkan oleh senjata nuklir pada Perang Dunia II, senjata pembunuh massal yang pertama kali digunakan dalam konflik bersenjata.
“Saya heran mengapa Presiden Obama, yang mengatakan bahwa dia akan mengusahakan dunia yang bebas nuklir, melakukan tes ini,” kata walikota Hiroshima Kazumi Matsui kepada wartawan.
Di sisi lain, Hirotima Yamadi (81), sekretaris jenderal Dewan Para Korban Bom Atom Nagasaki, juga mengecam tindakan AS ini, menganggap bahwa AS tidak pantas menjadi pemimpin dunia.
Uji coba ini “bukti Amerika Serikat bisa menggunakan nuklir kapan saja. Negara seperti ini tidak pantas menjadi pemimpin dunia,” katanya. (siraaj/arrahmah.com)