WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel mengatakan AS akan mengirim 200 tentara ke Yordania untuk operasi militer di sepanjang perbatasan Suriah.
Pada Rabu (17/4/2013), Hagel mengatakan kepada Komite Senat Angkatan Bersenjata di Washington bahwa penyebaran akan mencakup spesialis dalam intelijen, logistik dan operasi.
Pasukan akan datang dari markas besar Divisi Lapis Baja 1 di Fort Bliss, Texas, untuk mengganti jumlah pasukan AS yang sama yang telah berada di Yordania.
Pada 22 Maret, presiden AS Barack Obama dan penguasa Yordania, Raja Abdullah II sepakat untuk bersatu melawan Bashar al Assad dengan mendukung pihak oposisi pro demokrasi.
Obama berjanji memberikan bantuan militer kepada oposisi Suriah, mengklaim bahwa Amerika akan menyediakan sumber daya, pelatihan dan kapasitas untuk oposisi Suriah.
Perang di Suriah telah berlangsung selama dua tahun sejak Maret 2011. Puluhan ribu nyawa telah melayang, namun pemimpin rezim brutal Suriah, Bashar al-Assad masih enggan mundur dari jabatannya. Bahkan baru-baru ini dia sesumbar akan mengalahkan para pemberontak.
“Kami tidak punya pilihan lain selain kemenangan. Jika kami tidak menang, Suriah akan berakhir dan saya tidak berpikir ini adalah pilihan bagi setiap warga negara di Suriah,” klaim Assad dalam sebuah wawancara dengan televisi pro-rezim, Al-Ikhbariya seperti dilansir Al Jazeera.
“Yang benar adalah terdapat perang dan saya ulangi : tidak menyerah, tidak tunduk,” tambahnya.
Assad telah mengalami berbagai kekalahan, yang terlihat dari kemajuan yang dialami para pejuang Suriah yang berhasil membebaskan satu demi satu wilayah Suriah dari cengkeramannya, menyatakan ia akan muncul dengan kemenangan. (haninmazaya/arrahmah.com)