KHARTOUM (Arrahmah.com) – Geliat jihad di Sudan yang merupakan ancaman besar bagi pemerintah munafiknya, menyebabkan AS khawatir para mujahidin juga akan menargetkan kepentingan Barat, kata kedutaan besar AS di Khartoum pada Rabu sebagai sasaran.
Kedutaan besar AS, yang mendesak warganegaranya untuk menjaga sikap dan membatasi perjalanan mereka, tidak menjelaskan secara rinci mengenai situs jihad yang katanya sudah mengumumkan ancaman bagi AS.
Peringatan muncul beriringan dengan meningkatnya ketegangan di ibukota, di mana seorang hakim pada Rabu (24/6) mengeluarkan putusan terhadap lima orang laki-laki yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang pekerja sosial AS dan pegemudinya.
Pesan kedutaan besar AS mengatakan: “Pernyataan yang merupakan ancaman adanya tindakan kekerasan melawan pemerintah Sudan dipublikasikan dalam sebuah situs jihad.”
Pernyataan itu pun menyerukan serangan yang ditujukan kepada pemerintah dan berbagai macam kepentingan Bawar yang mungkin akan sering dilakukan setelah shalat Jumat, dan juga menyerukan agar kaum muslim tidak melakukan perjalanan di dalam ibukota dari pukul 12.00 hingga 18.00 waktu setempat pada hari itu.
Media Sudan minggu lalu melaporkan seorang profesor universitas, yang dicari karena dituduh terlibat dalam aksi mujahidin, ditemukan tewas setelah pemburuan polisi pemerintah.
Orang terpenting kedua dalam tubuh Al Qaeda, Ayman al-Zawahri, pada tahun 2007 mencela Presiden Omar Hassan al-Bashir yang telah membiarkan tentara kafir yang menamakan dirinya penjaga perdamaian internasional masuk ke wilayah Darfur dan menuduh al-Bashir telah sengaja melepaskan agama Islam untuk menenangkan Amerika Serikat.
Pada Agustus 2007, pihak keamanan boneka Sudan mengatakan mereka sudah berhasil menggagalkan upaya untuk menyerang misi diplomatis Perancis, Inggris, AS dan PBB di Khartoum. (Althaf/arrahmah.com)