KABUL (Arrahmah.com) – Serangan-serangan mujahidin Imarah Islam Afghanistan terus meningkat akhir-akhir ini menargetkan tentara asing, tentara boneka dan gedung-gedung pemerintahan penting di Afghanistan yang dijadikan simbol kekuatan oleh pemerintah munafik Afghanistan.
Kemarin (25/7), mujahidin kembali menyerang beberapa gedung pemerintahan di provinsi Khost. Hanya selang dua hari dari serangan besar-besaran yang dilancarkan mujahidin di dua provinsi lainnya sebelumnya.
Duta Khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan, Richard Holbrooke menyatakan kekhawatirannya dengan mengatakan pemilihan presiden Afghanistan yang akan dilaksanakan pada 20 Agustus mendatang akan menghadapi kesulitan yang luarbiasa, karena Taliban terus melancarkan serangan-serangan mematikan.
“Melaksanakan pemilihan dalam kondisi seperti sekarang ini akan menghadapi kesulitan yang luarbiasa,” ujarnya di Kabul, Sabtu (25/7).
“Ini adalah sesuatu yang sulit untuk menjaga segala sesuatunya berjalan sempurna di tengah-tengah suasana perang yang luarbiasa….. tidak ada pemilihan yang sempurna dan pemilihan kali ini akan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks,” Holbrooke menambahkan.
Sebelumnya, AS dan NATO telah menggembar-gemborkan bahwa mereka mampu memberikan pengamanan untuk pemilihan presiden Afghanistan mendatang. Ribuan tentara tambahan dikirimkan dan dikerahkan di wilayah selatan Afghanistan untuk menhadapi serangan-serangan mujahidin Afghanistan dan mengamankan jalannya pemilihan. Namun kini AS dan NATO mulai tidak yakin mereka mampu menjaga berlangsungnya pesta demokrasi di Afghanistan.
AS mulai khawatir, serangan-serangan dari kubu Taliban yang terus meningkat akan membuat penduduk lokal takut dan tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan mendatang. Namun Holbrooke tetap yakin pemilihan pada Agustus mendatang akan berjalan sukses.
“Apa yang kalian inginkan dari penduduk Afghan, meninggalkan pemilihan karena beberapa ancaman dari kaum minoritas (Taliban-red)? Mustahil. Kami akan melakukan yang terbaik untuk terselenggaranya pemilihan ini,” sesumbar Holbrooke.
Sementara itu, kemarin (25/7), mujahidin Afghanistan melancarkan operasi syahid menargetkan gedung-gedung pemerintahan.
“Kelompok ‘militan’ menyerang gedung-gedung pemerintahan dan bank komersil. Tiga serangan adalah serangan bom bunuh diri yang didukung dengan sekelompok orang bersenjata melawan tentara keamanan Afghan,” ujar jurubicara Menteri Pertahanan Afghanistan.
“Mereka membawa AK-47 dan roket RPG,” lanjutnya.
Ini adalah serangan ketiga setelah beberapa hari sebelumnya terjadi dua serangan di dua provinsi besar di Afghanistan yang menargetkan basis intelijen, basis kepolisian dan gedung pemerintahan. Dalam serangan kali ini tidak dilaporkan jumlah kecelakaan yang diakibatkan. Mujahidin Afghanistan pun belum mengeluarkan statemen resmi terkait serangan kali ini.
Namun jurubicara Taliban mengatakan kepada AFP melalui telepon bahwa kelompoknya bertanggungjawab atas serangan yang terjadi kemarin (25/7).
“Kami mengirimkan empat mujahid untuk melaksanakan operasi syahid yang menyerang beberapa gedung pemerintahan,” ujarnya tanpa memberikan rincian lebih. (haninmazaya/GT/arrahmah.com)