WASHINGTON (Arrahmah.id) – Amerika Serikat pada Rabu (17/1/2024), kembali menetapkan kelompok Houtsi Yaman sebagai kelompok teroris global yang ditetapkan secara khusus sebagai tanggapan terhadap serangan kelompok tersebut di Laut Merah dan Teluk Aden, Anadolu Agency melaporkan.
Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemberontak Yaman telah melakukan serangan terhadap kapal maritim dan pasukan militer yang melindungi pelayaran komersial sejak November.
“Serangan terhadap pelayaran internasional ini telah membahayakan pelaut, mengganggu arus bebas perdagangan dan mengganggu hak dan kebebasan navigasi. Penunjukan ini berupaya untuk mendorong akuntabilitas atas kegiatan teroris kelompok tersebut,” kata Blinken.
Dia mengatakan jika Houtsi menghentikan serangan di Laut Merah dan Teluk Aden, AS akan “mengevaluasi kembali penunjukan ini.”
Blinken juga mengatakan badan tersebut mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk penunjukan tersebut terhadap warga Yaman.
“Selama penundaan implementasi selama 30 hari, pemerintah AS akan melakukan sosialisasi yang kuat kepada para pemangku kepentingan, penyedia bantuan, dan mitra yang berperan penting dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan impor komersial komoditas penting di Yaman,” katanya.
Dia juga mengatakan Departemen Keuangan juga menerbitkan izin yang mengizinkan transaksi tertentu terkait dengan penyediaan makanan, obat-obatan dan bahan bakar, serta pengiriman uang pribadi, telekomunikasi dan surat serta pengoperasian pelabuhan dan bandara yang menjadi andalan masyarakat Yaman.
Pernyataan itu mengatakan penunjukan dan izin umum terkait akan berlaku efektif pada 16 Februari.
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden AS, Joe Biden, mengatakan ia menyebut penunjukan tersebut sebagai “alat penting untuk menghalangi pendanaan teroris kepada Houtsi, semakin membatasi akses mereka ke pasar keuangan, dan meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan mereka.”
Langkah ini dilakukan beberapa hari setelah AS mulai merespon serangan berulang kali yang dilakukan kelompok tersebut terhadap kapal dagang di Laut Merah. Houtsi mengatakan operasi mereka dimaksudkan untuk menekan “Israel” agar menghentikan serangan mematikannya di Jalur Gaza.
Laut Merah adalah jalur air komersial penting yang menghubungkan Laut Mediterania melalui Terusan Suez Mesir dengan Teluk Aden.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengumumkan pada 18 Desember pembentukan misi multinasional untuk melawan serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Pada Januari 2021, pemerintahan Presiden Donald Trump saat itu menetapkan Houtsi sebagai “organisasi teroris asing.”
Namun pemerintahan Biden membatalkan penunjukan tersebut satu bulan kemudian, dengan alasan kekhawatiran kemanusiaan di Yaman. (zarahamala/arrahmah.id)