WASHINGTON (Arrahmah.com) – Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Senin (26/3/2012), AS tidak memiliki “toleransi untuk tindakan kekerasan” seperti yang terjadi pada seorang Muslimah asal Irak yang dipukuli sampai mati dalam serangan yang bermotif rasialis.
Diserang di rumahnya di selatan California, Shaima Alawadi (32), seorang ibu dari lima anak, meninggal setelah dipukuli secara brutal. Ia menghembuskan nafas terakhir di sebuah rumah sakit di San Diego.
“Belasungkawa tulus kami untuk keluarga dan teman-teman Shaima Alawadi, seorang wanita Irak-Amerika yang meninggal pada akhir pekan lalu setelah pemukulan kejam di rumahnya di San Diego,” klaim juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland.
“Kami memahami bahwa pihak penegak hukum AS sedang menyelidiki semua aspek dari kejahatan mengerikan dan mengambil semua langkah yang mungkin untuk membawa pelaku ke pengadilan,” lanjutnya.
Putri dari Shaima Alawadi mengatakan bahwa ia menemukan catatan yang tertinggal yang mengatakan kepada keluarga mereka untuk kembali ke Irak dan menyebut keluarga itu “teroris”.
Shaima Alawadi tinggal di Amerika sejak tahun 1990-an. Keluarga itu tinggal di rumah mereka di El Cajon, yang merupakan salah satu komunitas terbesar warga berkebangsaan Irak(haninmazaya/arrahmah.com)