KABUL (Arrahmah.com) – Aliansi militer salibis pimpinan Amerika Serikat mengatakan akan menyerahkan masalah keamanan kepada pasukan boneka Afghanistan bisa berlangsung jauh melampaui target waktu dari yang semestinya, yaitu 2014 di beberapa wilayah di Afghanistan.
Mark Sedwill, wakil sipil NATO di Afghanistan mengatakan transisi dapat berjalan hingga lebih dari 2015 di beberapa wilayah yang masih menghadapi masalah keamanan, lapor Reuters.
Pernyataan datang saat Afghanistan dijadwalkan menjadi salah satu prioritas utama yang akan dibahas ketika para pemimpin NATO berkumpul untuk sebuah pertemuan tahunan di Lisbon pada minggu ini.
Pejabat senior di Washington baru-baru ini menegaskan bahwa pasukan Amerika akan tetap berada di negara yang dilanda perang selama setidaknya empat tahun lagi. Hal ini bertentangan dengan janji Presiden negara penjajah AS, Barack Obama telah berjanji penarikan besar dari Afghanistan pada bulan Juli 2011.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai baru-baru ini menuntut Amerika Serikat mengurangi kehadirannya dan operasi militer di negara itu.
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada hari Minggu, Presiden Karzai meminta militer AS untuk mengurangi visibilitas dan intensitas operasi di Afghanistan dan mengakhiri serangan malam hari di negara itu.
“Waktunya telah tiba untuk mengurangi operasi militer,” kata Presiden Afghanistan seperti yang dilaporkan The Washington Post.
Pernyataan Presiden afghan datang setelah lebih dari 100.000 warga Afghanistan telah tewas sejak perang pimpinan AS dimulai pada Oktober 2001.
Ratusan warga sipil telah kehilangan nyawa dalam serangan udara yang dipimpin AS dan operasi darat di berbagai bagian Afghanistan selama beberapa bulan terakhir, dan penduduk Afghanistan menjadi sangat marah atas hal ini.
Dalam pengakuan langka, Menteri Pertahanan Perancis yang baru diangkat, Alain Juppe menyebut Afghanistan sebagai “perangkap bagi semua pihak yang terlibat.” (haninmazaya/arrahmah.com)