WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri John Kerry menyatakan kepada NBC News pada Kamis (19/6/2014) bahwa, Amerika Serikat hanya “tertarik untuk berkomunikasi dengan Iran dan berbagi informasi tentang perlawanan Mujahidin yang tersebar di Irak.” Sampai saat ini Washington tidak bekerjasama denganTeheran dalam mengatasi krisis tersebut.
Kerry menegaskan bahwa, “Kami tertarik untuk berkomunikasi dengan Iran. Tentang Iran tahu apa yang kita pikirkan, tentang kita tahu apa yang mereka pikirkan dan ada pertukaran informasi sehingga orang tidak membuat kesalahan,” dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (19/06).
Saat ditanya apakah Amerika Serikat mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Pemimpin Syi’ah Iran, Kerry mengatakan, “Tidak. Kami tidak duduk bersama untuk memikirkan bagaimana kita akan melakukan itu atau kami akan melakukan itu. Percakapan tentang itu tidak dilakukan di atas meja,” tambah Kerry.
Kerry menanggapi pertanyaan lain tentang kemungkinan serangan udara Amerika Serikat di Irak dengan pernyataan, “tidak ada yang keluar dari atas meja” dan “semua opsi” masih tersedia bagi Presiden Barack Obama, yang sedang mempertimbangkan cara untuk menghadapi perjuangan para mujahidin.
Secara terbuka para pejabat Irak telah mengemis bantuan kekuatan udara Amerika Serikat untuk membantu menghentikan perjuangan dari para mujahidin sunni. Sampai saat ini, Obama masih menyatakan tidak akan menerjunkan tentaranya untuk berperang di Irak.
Kini Obama juga harus menanggapi permintaan anggota parlemen Amerika Serikat agar perdana menteri Syiah Irak, Nuri al-Maliki, mundur dari kepemimpinannya yang dianggap telah gagal. Maliki dituding telah memperlakukan kelompok Sunni dengan tidak adil sehingga memicu pemberontakan yang saat ini mengancam negaranya. Dimana hal tersebut melenceng dari harapan AS saat menggulingkan Sadam Husein.
Mengakhiri wawancara, Kerry menekankan bahwa, “apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah mengenai Irak, bukan tentang Maliki. Tak ada pengambilan keputusan presiden yang difokuskan secara khusus kepada perdana menteri Maliki. Hal ini difokuskan bagi rakyat Irak.” (adibahasan/arrahmah.com)