WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dukungan Iran untuk gerakan Houtsi Yaman “cukup signifikan dan mematikan,” utusan khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderkin, mengatakan pada Rabu (21/4/2021), ketika ia menyebut pertempuran untuk wilayah Marib yang kaya gas di Yaman sebagai ancaman terbesar bagi upaya perdamaian, Reuters melaporkan.
Lenderking mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa Iran mendukung Houtsi dalam beberapa cara termasuk melalui pelatihan, memberikan dukungan mematikan dan membantu mereka “menyesuaikan” program drone dan rudal mereka.
“Sayangnya semua ini bekerja dengan efek yang sangat kuat karena kami melihat semakin banyak serangan terhadap Kerajaan Arab Saudi -dan berpotensi negara lain- lebih akurat dan lebih mematikan. Jadi ini adalah perhatian besar bagi kami,” kata Lenderking kepada sidang Perwakilan Komite Urusan Luar Negeri.
“Dukungan Iran untuk Houtsi cukup signifikan, dan itu mematikan,” kata Lenderking.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah kelompok Houtsi yang berpihak pada Iran menggulingkan pemerintah negara itu dari ibu kota Sana’a. Houtsi mengatakan mereka memerangi sistem yang korup.
“Kami akan menyambut baik Iran memainkan peran konstruktif, jika mereka bersedia melakukannya. Kami belum melihat indikasi apapun,” kata Lenderking.
Iran membantah mendukung Houtsi. Seorang juru bicara misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York menolak pernyataan Lenderking sebagai klaim yang tidak berdasar terhadap Iran.
“Iran, berulang kali menyerukan penyelesaian damai konflik di Yaman,” klaim juru bicara Iran. “Sebaliknya, AS telah menyediakan senjata paling mematikan untuk mereka yang menggunakannya untuk membunuh pria, wanita, dan anak-anak tak berdosa setiap hari.”
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada bulan Februari bahwa Washington mengakhiri semua dukungan Amerika untuk operasi ofensif yang dipimpin Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata.
Sejak menjabat pada Januari, Biden telah menjadikan Yaman sebagai prioritas dan menunjuk Lenderking untuk membantu menghidupkan kembali upaya PBB yang terhenti untuk mengakhiri konflik yang secara luas dipandang sebagai perang proksi antara saingannya, Arab Saudi dan Iran.
“Apa yang saya lihat adalah terus membantu dan bersekongkol dengan pasukan Houtsi oleh Iran sehingga mereka dapat terus menyerang Arab Saudi, dan sayangnya serangan itu meningkat cukup kuat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Lenderking kepada subkomite Hubungan Luar Negeri Senat pada Rabu (21/4).
Pertempuran semakin intensif dalam beberapa hari terakhir ketika Houtsi mendorong serangan mereka untuk merebut Marib, yang jika berhasil akan memperkuat Houtsi dalam negosiasi politik di masa depan.
“Serangan ini adalah satu-satunya ancaman terbesar bagi upaya perdamaian dan juga memiliki konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan. Jika kita tidak menghentikan pertempuran di Marib sekarang, itu akan memicu gelombang pertempuran dan ketidakstabilan yang lebih besar,” kata Lenderking. (haninmazaya/arrahmah.com)