WASHINGTON (Arrahmah.id) – Amerika Serikat menuduh pemerintah Iran telah membantu Rusia untuk membangun sebuah pabrik pembuatan pesawat tak berawak di dekat Moskow, dalam sebuah eskalasi kerja sama pertahanan mereka.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (9/6/2023), juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengutip temuan-temuan intelijen AS yang mengindikasikan bahwa Iran telah memberikan dukungan material untuk pabrik tersebut, yang dapat beroperasi pada awal tahun depan, lansir Al Jazeera.
Para pejabat AS juga menggandakan klaim bahwa Iran telah mengirim ratusan drone -atau kendaraan udara tak berawak (UAV)- ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, di mana invasi skala penuh diluncurkan pada 2022.
“Rusia telah menggunakan UAV Iran dalam beberapa pekan terakhir untuk menyerang Kiev dan meneror penduduk Ukraina, dan kemitraan militer Rusia-Iran tampaknya semakin dalam,” kata Kirby dalam pernyataannya Jumat.
“Kami juga prihatin bahwa Rusia bekerja sama dengan Iran untuk memproduksi UAV Iran dari dalam Rusia.”
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pendukung terpenting Ukraina, sebelumnya menuduh bahwa Iran dan Rusia sedang mendiskusikan kemungkinan mendirikan jalur perakitan pesawat tak berawak di Rusia.
Kirby mengatakan bahwa para pejabat intelijen AS sekarang percaya bahwa pabrik tersebut didirikan di zona ekonomi khusus Alabuga, beberapa ratus mil di sebelah timur Moskow.
Rusia dan Iran memang telah memperkuat kemitraan mereka dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan penjualan senjata dan mencari cara untuk mengakali upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi kedua negara secara ekonomi.
Namun, Rusia membantah menggunakan drone buatan Iran di Ukraina. Sementara itu, Iran telah mengakui mengirimkan drone ke Rusia, tetapi mengatakan bahwa mereka melakukannya sebelum invasi Rusia yang dikecam secara luas pada Februari 2022.
Namun demikian, AS menuduh Iran terlibat dalam invasi Rusia, yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat hampir 14 juta orang mengungsi, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Jumat, Kirby mengatakan bahwa Iran terus mengirimkan drone ke Rusia, mengirimkannya melintasi Laut Kaspia ke pelabuhan Rusia, Makhachkala. Pemerintahan Biden sebelumnya telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan pertahanan Iran yang terlibat dalam produksi pesawat tak berawak.
“Proliferasi UAV dan senjata konvensional Iran yang terdokumentasi dengan baik untuk proksi-proksi mereka terus merongrong keamanan regional dan stabilitas global,” kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan pada bulan Maret yang mengumumkan sanksi-sanksi lebih lanjut.
Bulan lalu, Ukraina menyetujui sebuah paket sanksi terhadap Iran karena kedekatannya dengan Rusia. Ukraina juga menuduh bahwa pesawat tak berawak buatan Iran telah digunakan dalam serangan Rusia di kota-kota Ukraina yang telah menewaskan dan melukai warga sipil.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertanya kepada warga Iran apakah mereka ingin menjadi “kaki tangan dalam teror Rusia”, sebuah pernyataan yang dianggap oleh Teheran sebagai “pertunjukan politik”.
Namun, Rusia juga menuduh Ukraina menggunakan drone untuk melancarkan serangan di dalam perbatasannya. Awal pekan ini, Rusia melaporkan bahwa sebuah pesawat tak berawak yang menabrak bangunan tempat tinggal di kota Voronezh, dan Rusia juga menyalahkan Ukraina atas serangkaian serangan pesawat tak berawak di Moskow pada akhir Mei. (haninmazaya/arrahmah.id)