LONDON (Arrahmah.com) – Militer Inggris menderita kekalahan di Irak, itulah sebabnya Inggris menarik diri dari Basra, seorang jenderal senior Amerika berpendapat, dikutip BBC pada Rabu (29/9/2010).
Jenderal Jack Keane, yang juga penasihat Gedung Putih, menyalahkan Inggris. Ia mengatakan kepada BBC bahwa pasukan Inggris meninggalkan Basra pada tahun 2007 dan meninggalkan warga sendirian agar terkena teror.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, menjelaskan bahwa penarikan pasukan saat itu adalah langkah yang sudah direncanakan dan diorganisir jauh-jauh hari.
Seorang perwira AS lainnya yang bertugas di Irak pada saat itu juga menyatakan penarikan tentara Inggris tidak lain adalah indikasi suatu kekalahan.
“Apalagi yang bisa anda lihat dari penarikan Inggris dari kota Basra pada tahun 2007 selain kekalahan,” kata Kolonel Peter Mansoor, pejabat eksekutif untuk Jenderal David Petraeus, komandan AS di Irak, saat itu.
Setelah invasi awal tahun 2003, kota Basra menjadi wilayah yang dilanda kekerasan jauh lebih sedikit dibanding Baghdad dan Irak tengah. Tapi sejak 2006, ‘pemberontakan’ menyebar ke selatan dan serangan terhadap pasukan Inggris meningkat.
Pada puncak dari kekerasan pada tahun 2007, pasukan Inggris hampir tiap hari menjadi target penyerangan, dari mulai serangan bom pinggir jalan hingga serangan roket ke pangkalan mereka.
Mantan panglima militer Inggris di Irak selatan, Jenderal Jonathan Shaw, mengatakan bahwa tindakannya dibatasi oleh pertimbangan politik di London.
“Saya kira, masalah terbesar adalah politik. Ada Amerika yang terus menambah pasukannya. Ada Inggris yang mengurangi jumlah pasukannya.”
“Kepemimpinan politik kami bergerak ke arah yang berlawanan dan hal itu memang tampak sangat janggal,” Shaw menyayangkan keputusan pemerintahnya sendiri.
Ia pun membeberkan negosiasi rahasia yang dilakukan Inggris dengan pemimpin milisi lokal Syiah di Basra, yang dinilai secara efektif akan mampu mengambil alih kendali keamanan dari tentara Inggris ke kelompok Syiah yang telah dipersenjatai.
Mundurnya tentara Inggris ini bersamaan dengan terus berdatangannya tentara tambahan yang dikirim oleh Amerika Serikat.
“Amerika tetap bersikukuh untuk memenangkan perang. Sedang kami memutuskan untuk pergi,” ujar pejabat tinggi Inggris lainnya, Jenderal Rob Fry. (althaf/arrahmah.com)