WASHINGTON (Arrahmah.com) – Milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran terus menghalangi kemajuan mencapai gencatan senjata di Yaman, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Jumat (4/6/2021) setelah diplomatnya untuk negara yang dilanda perang itu kembali ke Washington.
“Houtsi melanjutkan serangan yang menghancurkan di Marib yang dikutuk oleh masyarakat internasional dan membuat Houtsi semakin terisolasi,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan setelah perjalanan keenam Tim Utusan Khusus Lenderking ke wilayah tersebut, lansir Al Arabiya.
Lenderking ditunjuk oleh Presiden Joe Biden tak lama setelah ia memasuki Gedung Putih sebagai tanda “ambisi” presiden untuk mengakhiri perang di Yaman.
Bulan lalu, AS menjatuhkan sanksi pada dua pejabat Houtsi karena peran mereka dalam serangan di Marib, salah satu benteng terakhir pemerintah Yaman.
Lenderking juga mengecam Houtsi karena menolak pertemuan dengan Utusan Khusus PBB Martin Griffiths bulan lalu.
Houtsi hampir bertemu dengan Griffiths setelah sanksi.
Namun, setelah kembali dari perjalanan keenamnya, Lenderking tampaknya masih tidak puas dengan Houtsi.
“Meskipun ada banyak aktor bermasalah di Yaman, Houtsi memikul tanggung jawab besar untuk menolak terlibat secara berarti dalam gencatan senjata dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan konflik hampir tujuh tahun yang telah membawa penderitaan yang tak terbayangkan bagi rakyat Yaman,” ujar Departemen Luar Negeri.
Selama perjalanan terakhirnya, Lenderking berhenti di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Yordania.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara hari ini dengan rekannya dari Oman pada Jumat untuk membahas masalah regional, termasuk perang Yaman.
“Menteri Luar Negeri mencatat pentingnya gencatan senjata segera dan komprehensif untuk membantu mengakhiri perang di Yaman dan penderitaan kemanusiaan rakyat Yaman,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Oman adalah salah satu dari beberapa negara Teluk dan Arab yang berusaha memfasilitasi dan menengahi pembicaraan damai di Yaman. (haninmazaya/arrahmah.com)