KABUL (Arrahmah.com) – Pejabat Afghan pejabat NATO mengatakan bahwa pasukan pimpinan Amerika telah menggunakan bom terlarang terhadap warga sipil di Afghanistan, lansir PressTV pada Senin (28/2/2011).
Pekan lalu, lebih dari 60 warga sipil Afghanistan kehilangan nyawa mereka selama serangan udara NATO di daerah perumahan di provinsi timur Kunar.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Afghanistan terhadap amunisi yang belum meledak mengungkapkan bahwa masing-masing senjata merupakan kombinasi dari bom cluster dan penetrator.
Studi itu mengatakan satu bom yang digunakan AS di Afghanistan itu sama dengan kekuatan 20 bom (satu bom pecah menjadi 20 bom sebelum menyentuh tanah).
Setiap bagian kemudian berubah menjadi hulu ledak penetrator yang melubangi tanah, menyebabkan ledakan bawah tanah. Perangkat yang dipasang dalam sebuah bom akan menghasilkan gelombang yang menyerupai gempa bumi.
Ledakan itu membunuh segala sesuatu yang hidup dalam radius kecil dari ledakan tersebut.
Sebuah senjata eksperimental AS disebut Dense Inert Metal Explosive (Dime) memiliki radius ledakan relatif kecil tetapi efektif.
Sebuah penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan AS baru-baru ini menemukan bahwa pecahan peluru dengan cepat menyebabkan kanker pada manusia.
Terungkapnya penelitian ini muncul saat ribuan warga Afghanistan sejauh ini kehilangan nyawa mereka karena operasi militer yang dilancarkan oleh pasukan asing sejak invasi pimpinan AS tahun 2001.
Para pejabat Afghanistan termasuk Presiden Hamid Karzai telah berulang kali menyerukan diakhirinya serangan-serangan terhadap warga sipil. Karena selama ini, warga sipil selalu menjadi korban utama dari operasi militer pimpinan Amerika di Afghanistan. (althaf/arrahmah.com)