KABUL (Arrahmah.com) – Militer AS telah menyusun rencana untuk tetap menahan orang-orang Afghanistan yang dianggap mengancam di sebuah kompleks penjara di pangkalan udara Bagram, bahkan setelah fasilitas penahanan utama yang dikendalikannya sekarang diserahkan pada pemerintah Afghanistan tahun depan.
Militer AS akan terus mempertahankan wewenang untuk mengendalikan sebagian penjara Bagram untuk menahan siapapun yang dianggap sebagai ancaman keamanan serta tahanan yang ditangkap di luar negeri, menurut laksamana yang bertugas untuk mengawasi operasi penahanan AS di Afghanistan.
Laksamana Robert Harward, kepala Satuan Tugas Force 435 yang menjalankan fasilitas penahanan AS di Afghanistan, dikutip pada hari Rabu (22/9/2010) oleh Wall Street Journal, mengakui bahwa tidak mungkin menyerahkan Bagram jika melihat jumlah tahanan yang ada di sana saat ini.
“Saya mengantisipasi satu operasi penahanan AS terpusat, termasuk untuk menahan orang Pakistan yang tidak dapat kami pulangkan dan disinyalir menjadi ancaman keamanan,” kata Harward.
Para tahanan akan ditempatkan di salah satu blok yang ada di Bagram yang akan tetap ada di bawah kontrol militer AS.
Awal tahun ini, Harward mengatakan sejumlah tahanan akan tetap ditahan di Afghanistan kecuali pemerintah Afghanistan menginginkan tahanan tersebut untuk diserahkan. Ia pun menyatakan bahwa hanya tahanan asing, yang tidak dapat diserahkan kepada pemerintah Afghan dan akan tetap dibawah kontrol AS.
Prospek penahanan AS jangka panjang di Afghanistan ini meningkatkan kemungkinan babak baru pemindahan tahanan yang ditangkap AS dalam operasi-operasi rahasianya di tempat-tempat lain, seperti Yaman dan Somalia.
Meskipun Obama berkomitmen untuk menyertakan transparansi dalam aksi penahanan terkait dengan kampanye perang melawan ‘teror’ ini, namun tidak sedikit pihak yang menyatakan bahwa kebijakan Obama masih tetap misterius dan semakin mengkhawatirkan publik tersebut. (althaf/arrahmah.com)