DUBAI (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menyatakan bahwa Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, tidak akan mungkin melaksanakan reformasi sebagaimana yang dituntut oleh para pengunjuk rasa dan AS pun meminta agar aksi demonstrasi segera dihentikan, New York Times melaporkan pada hari Minggu (3/4/2011), mengutip pejabat AS dan Yaman.
Washington telah lama mendukung Saleh yang telah berkuasa di Yaman sejak tahun 1978. Dukungan ini tampak dari aksi menahan diri pemerintah Presiden Barack Obama untuk mengkritik Saleh di hadapan publik.
Namun tidak sedikit pejabat AS yang mengatakan bahwa posisi Saleh bisa dipertahankan bersamaan dengan protes yang terus meluas, dan AS yakin bahwa Saleh harus meninggalkan jabatannya.
Negosiasi atas hengkangnya Saleh dari kekuasaan telah mulai lebih dari seminggu yang lalu, surat kabar melaporkan.
Amerika Serikat telah berbicara secara terbuka mengenai kepeduliannya terhadap Saleh, sahabat AS dalam perang melawan Al-Qaeda di Semenanjung Arab.
Washington tidak ingin agenda perang melawan terornya di kawasan Yaman dan sekitarnya terpengaruh oleh turunnya Saleh, Times melaporkan.
“Berbagai kelompok garis keras seperti Al-Qaeda, Houthis, suku pedalaman, telah mengeksploitasi gejolak politik saat ini dan muncul celah bagi mereka yang ingin mengambil keuntungan,” kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya Times. (althaf/arrahmah.com)