WASHINGTON (Arrahmah.com) – Bersamaan dengan tibanya kepala ISI, Ahmad Shuja Pasha, di Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan Direktur CIA, Leon Panetta, Kepala Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, menuntut agar Amerika Serikat mengurangi jumlah agen CIA dan Pasukan Operasi Khusus yang bekerja di Pakistan, lansir Dawn pada Senin (11/4/2011).
Dalam laporan di halaman depannya, New York Times mengutip sumber-sumber informasi di Islamabad yang mengatakan pada hari Senin (11/4) bahwa Jenderal Kayani juga menuntut AS agar hanya menggunakan pesawat tanpa awak CIA untuk menargetkan militan di barat laut Pakistan.
Pada saat yang sama, Presiden Asif Ali Zardari memperingatkan bahwa perang pimpinan Amerika di Afghanistan “sangat mengganggu upaya pemerintahannya untuk mengembalikan lembaga-lembaga demokrasi dan kemakmuran ekonomi Pakistan”.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Guardian, ia mengatakan bahwa selama kunjungannya ke Washington bulan depan ia akan meminta pemerintahan Obama untuk berbagi teknologi drone sehingga serangan udara di yang ditujukan untuk menangani militan di perbatasan bisa dilakukan sendiri oleh Pakistan.
Tentara Pakistan sangat percaya bahwa tujuan nyata Washington di Pakistan adalah untuk mengamankan senjata nuklir milik bangsanya, kata pejabat Pakistan.
Menurut laporan New York Times, AS putus asa dengan ketidakmampuan tentara Pakistan untuk mengalahkan sejumlah kelompok militan, termasuk Taliban dan Al Qaeda, dari wilayah kesukuan meskipun AS sudah memberikan lebih dari $ 1 milyar bantuan per tahun untuk militer Pakistan.
Dalam laporannya di hadapan Kongres, Gedung Putih minggu lalu menggambarkan upaya Pakistan melawan militan sangat mengecewakan.
Pejabat Amerika mengatakan tahun lalu bahwa Pakistan telah mengizinkan maksimal 120 tentara pasukan khusus yang bisa beroperasi di Pakistan. Sementara pejabat Pakistan mengklaim bahwa Amerika telah mencapai kuota yang ditetapkannya. (althaf/arrahmah.com)