WASHINGTON (Arrahmah.com) – Setelah penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Irak, AS berencana untuk mendatangkan tentara bayaran dari perusahaan keamanan swasta dalam jumlah yang tidak sedikit guna mengambil alih sebagian tugas mereka, kata para pejabat AS, sejumlah media melaporkan pada Jumat (20/8/2010).
Di bawah rencana Presiden Barack Obama untuk menghentikan operasi tempur AS pada bulan ini, dan menarik sebagian besar pasukan AS dari Irak pada Oktober 2011, Departemen Luar Negeri AS akan menggandakan hingga 7.000 personil dari perusahaan kontraktor keamanan untuk dipekerjakan di sana.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowly, yang membenarkan laporan yang muncul di surat kabar New York Times, mengatakan bahwa bagian terbesar dari pasukan kontraktor itu akan melaksanakan berbagai tugas. “Kami masih akan tetap memiliki kebutuhan keamanan kami sendiri untuk menjamin para diplomat dan ahli-ahli pembangunan kami terlindungi dengan baik,” katanya.
“Kami punya kontraktor-kontraktor yang sedang menjaga kedutaan kami, dan kami akan punya kontraktor-kontraktor, sebagaimana mereka sekarang itu, untuk membantu mobilitas dan keamanan pribadi dari para diplomat kami di penjuru negeri ini,” katanya. Crowley mengatakan keamanan ekstra akan terus diperlukan selama Iraq masih dalam kondisi daerah berbahaya, namun dia mengharapkan angka tersebut menurun dan keamanan membaik dari waktu ke waktu.
Times mengatakan kontraktor-kontraktor itu akan dikerahkan untuk mejaga lima kompleks yang akan ditinggalkan begitu pasukan tempur AS keluar dari Irak dan misi AS akan berganti dari operasi dipimpin militer ke operasi yang dipimpin sipil. Mengutip para pejabat pemerintah tak disebutkan namanya, surat kabar itu mengatakan kontraktor keamanan swasta juga akan mengoperasikan radar untuk mengingatkan dari serangan musuh, mencari bom-bom pinggir jalan, dan menerbangkan pesawat-pesawat pengintai tak berawak.
Mereka juga tenaga “unit reaksi cepat” dikirim untuk menyelamatkan orang sipil yang berada dalam kesulitan. Peningkatan besar-besaran kontraktor keamanan merupakan indikasi dari peran besar tak biasanya yang akan dipegang oleh staf diplomatik AS setelah pasukan tempur meninggalkan Irak.
Brigade tempur AS yang terakhir akan meninggalkan Iraq pada Kamis subuh, meninggalkan 56.000 tentara AS yang secara bertahap akan ditarik setelah tahun depan.
Times melansir lebih dari 1.200 tugas khusus yang saat ini ditangani oleh tentara AS telah diidentifikasi untuk dialihkan kepada warga sipil AS atau orang Iraq atau untuk dihapus. Sementara itu Departemen Luar Negeri, yang mencari perlengkapan untuk tahap berikutnya dalam misi mereka, merencanakan untuk membeli 60 kendaraan antiranjau dari Pentagon guna menambah inventaris mobil lapis bajanya menjadi 1.320.
Departemen Luar Negeri AS juga merencanakan penambahann tiga pesawat terbang dari apa yang dimiliki di Irak dan akan memperbesar armada helikopternya – akan dipiloti oleh kontraktor-kontraktor – menjadi 29 dari 17 helikopter. Ketergantungan semakin besar pada kontraktor-kontraktor keamanan akan menyebabkan konflik dengan Pemerintah Irak, yang sensitif terhadap penggunaan personil-personil keamanan sipil karena sangkaan peran mereka dalam insiden-insiden kematian warga sipil.
Namun satuan-satuan yang digunakan oleh Departemen Luar Negeri itu tak akan memiliki kekebalan dari hukum Irak, dan perlu mendaftarkan diri mereka ke negara tersebut, dan akan dipantau oleh petugas-petugas keamanan regional dari Departemen Luar Negeri. (althaf/arrahmah.com)