WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden Joe Biden telah mendesak warga Amerika Serikat di Ukraina untuk segera meninggalkan negara itu, dengan alasan ancaman invasi Rusia di tengah krisis yang sedang berlangsung di Eropa Timur.
“Warga Amerika harus pergi sekarang,” kata Biden dalam wawancara yang direkam sebelumnya dengan NBC News yang dirilis pada Kamis (10/2/2022), mengulangi pesan dari minggu lalu, lansir Al Jazeera (11/2).
“Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris. Kita berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa menjadi gila dengan cepat,” tambahnya.
Biden juga mengulangi bahwa dalam keadaan apa pun dia tidak akan mengirim pasukan AS ke Ukraina, bahkan untuk menyelamatkan warga AS jika terjadi invasi Rusia.
“Itu perang dunia. Ketika orang Amerika dan Rusia mulai saling menembak, kita berada di dunia yang sangat berbeda,” katanya.
‘Aksi militer dapat dimulai kapan saja’
Komentarnya muncul ketika Departemen Luar Negeri AS, dalam catatan perjalanan yang diperbarui pada Kamis, menyarankan warga untuk meninggalkan Ukraina dan mendesak mereka yang tetap berada di sana untuk berhati-hati karena “potensi operasi tempur jika Rusia mengambil tindakan militer”.
“Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan Covid-19, mereka yang berada di Ukraina harus pergi sekarang melalui sarana komersial atau pribadi,” kata penasihat itu.
Ada empat tingkat peringatan AS, yang terendah adalah “melakukan tindakan pencegahan normal”.
Ukraina sudah berada pada level “jangan bepergian” karena infeksi tinggi Covid-19 dan ketegangan dengan Rusia. Tetapi bagi warga AS yang sudah berada di Ukraina, peringatan sebelumnya mengatakan mereka “harus mempertimbangkan untuk pergi” dari negara itu.
Pedoman baru juga memperingatkan orang Amerika bahwa “pemerintah AS tidak akan dapat mengevakuasi” mereka jika terjadi aksi militer Rusia di mana pun di Ukraina.
“Tindakan militer dapat dimulai kapan saja dan tanpa peringatan dan juga akan sangat berdampak pada kemampuan Kedutaan Besar AS untuk memberikan layanan konsuler, termasuk bantuan kepada warga AS yang meninggalkan Ukraina,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)