WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat meminta Somalia pada Jumat (19/3/2021) untuk segera mengadakan pemilihan dan mengakhiri kebuntuan yang menurut Washington mengancam negara Tanduk Afrika yang dilanda perselisihan itu.
Somalia melewatkan tenggat waktu untuk mengadakan pemilihan pada 8 Februari ketika Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed, yang lebih dikenal dengan nama panggilannya Farmaajo, mundur, yang memicu krisis konstitusional di negara yang sudah rapuh itu.
Koalisi oposisi sekarang menganggap presiden tidak sah dan ingin dia mengundurkan diri.
“Amerika Serikat sangat prihatin dengan kebuntuan pemilu di Somalia, yang menciptakan ketidakpastian politik yang mengancam keamanan, stabilitas, dan pembangunan di negara itu,” ujar Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
“Kami menyerukan kepada federal Somalia dan para pemimpin negara anggota untuk mengesampingkan tujuan politik yang sempit, menegakkan tanggung jawab mereka kepada rakyat Somalia, dan setuju untuk segera mengadakan pemilihan yang transparan dan inklusif,” tambah Blinken.
Ini bukan pertama kalinya AS, yang hingga Januari memiliki ratusan tentara di Somalia, meminta Mogadishu untuk mengatasi perselisihan politik dan menggelar pemilu.
Bulan lalu, AS mendesak para pemimpin negara untuk menemukan resolusi.
Dalam sebuah pernyataan, kedutaan besar AS di Mogadishu mendesak “Farmaajo dan pimpinan nasional Somalia untuk bertindak menyelesaikan kebuntuan politik yang mengancam masa depan Somalia dan menemukan kesepakatan dengan para pemimpin Negara Anggota Federal untuk mengizinkan pelaksanaan pemilihan parlemen dan presiden segera”.
Washington mengatakan kebuntuan tersebut telah menyebabkan kurangnya kemajuan dalam perang melawan al-Shabab. (Althaf/arrahmah.com)