ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sebagai imbalan dari bantuan keuangan yang diberikan AS pada Pakistan, AS meminta diberikan akses untuk “memberikan keamanan” terhadap senjata nuklir Pakistan. Hal tersebut diungkapkan dalam hasil negoisasi AS dengan militer Pakistan, demikian yang diungkapkan oleh wartawan investigasi, Seymour Hersh.
“Pakistan kemudian membiarkan kami melihat jumlah hulu ledak nuklir mereka, beberapa buah lokasi penyimpanannya dan sistem kendali dan komandonya, kami melihat lokasi-lokasi target dan rencana pergerakan mereka. Kami menggenggam rencana keamanan mereka, sehingga kami bisa bertindak jika terjadi pelanggaran keamanan.” kata seorang pejabat intelijen senior kepada Hersh, yang dimuat di majalah New Yorker edisi 29 Mei.
Washington telah membahas mengenai kesepahaman yang amat sensitif dengan Islamabad untuk mengamankan senjata nuklirnya. Isi kesepakatan tersebut antara lain memperkenankan unit khusus AS untuk membantu ‘memperkuat pengamanan’ instalasi nuklir Pakistan jika terjadi masa krisis.
Sebagai imbalan, AS akan memberikan ‘bantuan keuangan’ kepada Pakistan untuk mempersenjatai dan melatih para prajuritnya, serta memperbaiki fasilitas perumahan mereka.
“Kami berada di sana untuk membantu Pakistan, namun kami juga berkepentingan untuk mengamankan cadangan nuklir mereka,” kata pejabat intelijen tersebut.
Hersh mengungkapakan bahwa kerjasama tingkat tinggi dalam pengamanan nuklir antara Washington dan Islamabad telah dimulai sejak lama, bahkan sebelum terjadinya peristwa 9/11.
Mantan presiden Pakistan, Pervez Musharraf mengaku telah memberikan ijin kepada para pakar dari Departemen Luar Negeri AS untuk melihat sistem kendali dan komando nuklir Pakistan serta prosedur keamanan dan keselamatannya.
Pakistan diperkirakan memiliki antara 80 hingga 100 buah hulu ledak nuklir yang tersebar di berbagai fasilitas nuklir di negara tersebut.
AS mengkhawatirkan senjata nuklir Pakistan seiring tumbuhnya kekuatan Taliban di negara Asia selatan tersebut. AS khawatir jika Taliban mampu mengambil alih pemerintahan dan mengendalikan kekuatan nuklir tersebut.
“Kami saling memberikan rasa nyaman, dan tingkat kenyamanan tersebut amat baik, karena setiap orang menghormati integritas semua pihak,” kata Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari.
“Para pejabat pemerintahan kami tidak gila,” katanya. “Tidak akan pernah terjadi pemberontakan di Pakistan, hal itu hanyalah rasa takut yang disebarkan oleh pihak-pihak yang ingin membuat resah orang banyak.”
Para analis mengatakan bahwa militer Pakistan akan melakukan segala hal dalam kapasitasnya untuk mengamankan senjata nuklirnya dari ancaman.
“Jika ada satu hal yang ingin dilakukan oleh militer Pakistan, maka hal itu adalah memastikan keamanan aset-aset nuklir mereka,” kata Rahul Roy-Chaudhury. Di Institut Internasional Studi Strategis yang berada di kota London.
Diantara sejumlah tindakan keamanan yang diambil untuk mengamankan senjata nuklir, hulu ledak nuklir tidak disimpan berpasangan dengan pesawat dan peluncur peluru kendali.
Militer Pakistan diyakini telah mengembangkan sebuah sistem pokok untuk mengunci senjata nuklirnya secara elektronik, yang dirancang berdasarkan Permisive Action Link (PAL) milik AS.
“Hal ini merupakan aset strategis bagi militer Pakistan. Hal ini akan mencegah India dari upaya untuk -menyerang nuklir Pakistan,” kata Roy-Chaudury.
Seperti yang diketahui Pakistan dan India telah terlibat dalam tiga peperangan, dua diantaranya terjadi seputar perselisihan mengenai Kashmir, sejak meraih kemerdekaan pada tahun 1947. (rasularasy/arrahmah.com)