KABUL (Arrahmah.com) – Menteri pertahanan AS mengatakan bahwa angkatan NATO sedang melakukan berusaha keras untuk menghindari jatuhnya lebih banyak korban sipil di Afghanistan, setelah sebuah serangan udara menghilangkan nyawa 27 warga, termasuk perempuan dan anak-anak.
Sembari bersumpah untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap serangan NATO hari Minggu lalu, Robert Gates mengatakan bahwa ia tidak sedang membela insiden yang disebabkan oleh kebrutalan NATO yang menembaki tiga kendaraan yang mereka anggap dikendarai oleh mujahidin, padahal sebetulnya warga sipil.
“Saya tidak sedang memberi pembenaran sama sekali. Saya hanya mengatakan bahwa hal-hal semacam ini adalah semacam keniscayaan yang melekat dalam perang. Inilah yang membuat perang begitu buruk,” Gates mengatakan di Washington pada hari Senin (22/2).
Gates yakin pada Jenderal Stanley McChrystal yang akan menjamin bahwa Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan sangat memahami kebutuhan untuk menghindari korban sipil dan telah membuat hal itu sebagai prioritas utama.
“Jenderal McChrystal melakukan segalanya semanusiawi mungkin agar menghindari korban sipil,” kata Gates.
Dalam sebuah video, McChrystal memberikan pidato langsung bagi warga Afghan pada hari Senin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Dari dan Pashto.
“Saya menegaskan pasukan kami berada di sini untuk melindungi orang-orang Afghanistan. Saya berjanji untuk meningkatkan upaya kami untuk mendapatkan kembali kepercayaan demi membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua warga Afghanistan,” katanya.
“Yang paling penting, saya menyatakan dari lubuk hati yang paling dalam dan tulus, saya berbelasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. Kami semua berbagi dalam kesedihan dan akan terus mengingat mereka dalam pikiran dan doa-doa kami.”
Sementara itu, Gates berdalih bahwa upaya untuk menyerang ‘militan’ selama terhadang karena mujahidin sering menggunakan warga sipil sebagai perisai perang.
Sebelumnya juga bualan serupa dinyatakan oleh Anders Fogh Rasmussen, sekjen NATO, yang mengatakan bahwa mujahidin Afghanistan menggunakan perempuan dan anak-anak, warga sipil yang tidak berdosa sebagai perisai.
Hal ini diungkapkan Rasmussen untuk mengalihkan kebencian warga Afghanistan atas aksi brutal pasukannya yang memang melakukan perang secara membabi buta. Namun Rasmussen tetap melakukan pembenaran bahwa pasukannya, meskipun telah terjadi tragedi mengerikan tersebut, akan selalu berusaha untuk mengurangi jumlah korban warga sipil secara signifikan.
Insiden Minggu itu merupakan insiden kedua selama sembilan hari operasi yang dilancarkan NATO, dan NATO meminta maaf karena membunuh warga sipil. Sebelumnya, pada tanggal 14 Februari, dua roket AS menghantam sebuah rumah di luar Marjah, menewaskan 12 orang, termasuk enam orang anak-anak.
Kematian warga sipil terbaru itu terjadi bersamaan dengan semakin memanasnya pertempuran antara pasukan NATO-Afghanistan melawan mujahidin di kota Marjah, provinsi Helmand.
Menurut Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan AS, McChrystal telah meminta maaf kepada Karzai segera setelah kejadian, untuk meredakan kecaman pemerintah atas jatuhnya banyak warga sipil akibat serangan NATO. (althaf/alj/arrahmah.com)