NEW YORK (Arrahmah.com) – AS, sebagai salah satu negara yang memiliki hak veto dalam PBB ikut menandatangani sebuah kesepakatan internasional untuk memerangi pembajakan yang terjadi di wilayah perairan Somalia.
AS mencoba kembali menunjukkan pada dunia internasional tentang ‘kepedulian’-nya untuk melindungi salah satu jalur perairan paling strategis di dunia.
Perjanjian yang disebut dengan Deklarasi New York dan ditandatangani oleh Deputi Kedutaan Besar AS Rosemary DiCarlo dan rekanannya dari Cina, Inggris, Perancis, dan negara-negara besar lainnya merupakan salah satu usaha untuk menyatukan sumber daya serta dinilai sebagai cara terbaik untuk menghalangi ‘perompak’ Somalia yang selama ini merampas kapal-kapal yang melintas dari Eropa dan Asia.
Di Washington, asisten sekretaris negara untuk urusan politik-militer, mengatakan pada peserta konferensi kebijakan pertahanan ComDef2009 pada Rabu (9/9) bahwa dokumen kesepakatan tersebut memperlihatkan apa yang disebut oleh Hillary Clinton sebagai solusi abad 21 untuk permasalahan pembajakan abad ke-17.
Melalui penandatanganan tersebut, Amerika Serikat berdalih bahwa Pengawas Wilayah Perairan dan semua perusahaan Perkapalan AS akan terus mengambil berbagai macam cara untuk melindungi pihaknya dari pembajakan sesuai dengan ‘aturan internasional’.
Kesepakatan yang dilakukan pada hari Kamis (10/9) di kantor pusat PBB di New YOrk itu dihadiri oleh hampir 40 negara anggota dan organisasi internasional, termasuk AS, Cina, Inggris,dan Perancis dan merupakan tahap keempat yang dilakukan oleh PBB untuk menangani permasalahan pembajakan di Somalia.
Dan terlihat sekali betapa dalam pertemuan tersebut AS merupakan negara yang paling optimis dan bersemangat untuk membicarakan dan memberi ‘solusi’ atas permasalah pembajakan yang seringkali merugikan aktivitas perairan internasional, termasuk aktivitas perkapalan negeri Paman Sam tersebut. (althaf/ap/arrahmah.com)