WASHINGTON (Arrahmah.id) – Penjaga Pantai AS pada Senin (6/2/2023) memberlakukan zona militer sementara di perairan Carolina Selatan selama pencarian dan pemulihan puing-puing dari balon mata-mata Cina yang diduga ditembak jatuh oleh jet tempur AS.
Gedung Putih mengatakan penerbangan balon di atas Amerika Serikat tidak membantu apa pun untuk memperbaiki hubungan yang sudah tegang dengan Cina dan juru bicara keamanan nasional Amerika menolak anggapan Beijing bahwa balon itu untuk tujuan meteorologi.
Beijing mengutuk penembakan balon dan mendesak Washington untuk menahan diri. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan: “Tidak ada yang ingin melihat konflik di sini.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda kunjungan yang direncanakan 5-6 Februari ke Cina setelah adanya balon di wilayah udara AS pekan lalu. Balon itu lalu ditembak jatuh di lepas pantai Atlantik pada Sabtu (4/2).
Kirby mengatakan Blinken akan berusaha menjadwal ulang perjalanan ketika waktunya tepat.
Amerika Serikat dapat mempelajari balon tersebut saat berada di udara dan para pejabat berharap untuk mendapatkan informasi intelijen yang berharga dalam operasinya dengan mengambil komponen sebanyak mungkin, kata Kirby.
Cina menyebut penembakan balon itu sebagai “reaksi berlebihan yang nyata”.
“Cina dengan tegas menentang dan memprotes keras hal ini,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Xie Feng dalam sambutannya kepada kedutaan AS di Beijing yang diunggah di situs kementerian.
Para pejabat AS telah mengecilkan dampak balon tersebut terhadap keamanan nasional dan berpotensi memberi AS wawasan tentang kemampuan mata-mata Cina.
Pejabat senior AS telah menawarkan untuk memberi kesempatan kepada mantan pejabat administrasi Trump untuk menjelaskan apa yang dikatakan Gedung Putih terkait tiga penerbangan balon Cina ketika Donald Trump berkuasa. Para pejabat AS mengatakan balon-balon itu terungkap setelah Trump meninggalkan jabatannya pada Januari 2021 dan digantikan oleh Presiden Joe Biden.
Seorang jenderal senior AS yang bertanggung jawab untuk menjatuhkan balon mengatakan pada Senin (6/2) bahwa sebelumnya militer tidak mendeteksi balon mata-mata sebelum balon yang muncul pada 28 Januari di atas Amerika Serikat itu.
Pada Senin (6/2), juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning mengatakan Cina mengetahui bahwa balonnya telah melayang di atas Amerika Serikat setelah diberitahu oleh Washington.
“Masuknya balon ini (ke AS) yang tidak disengaja sepenuhnya merupakan insiden yang tidak disengaja. Ini menguji ketulusan AS dalam meningkatkan dan menstabilkan hubungan bilateral dan cara menangani krisis,” katanya.
Mao mengatakan balon lain yang terlihat di atas Amerika Latin, adalah sebuah pesawat sipil tak berawak dalam uji terbang yang “menyimpang parah dan secara tidak sengaja memasuki ruang udara di atas Amerika Latin karena dipengaruhi oleh cuaca dan karena kemampuan kemudi sendiri yang terbatas.”
Pada Ahad (5/2), militer Kolombia mengatakan telah melihat objek udara yang mirip dengan balon setelah Pentagon mengatakan pada Jumat (3/2) bahwa balon Cina lainnya terbang di atas Amerika Latin. (zarahamala/arrahmah.id)